Will You Play With Me?

At 2:59 PM


Mungkin ini salah satu cerita terbaik yang pernah diriku translate dan agak sedikit NSFW.

Btw ada yg masih nunggu The Holder ? Atau udah ada yg lumutan? Bahkan karatan? Dan udah punya anak? ‪#‎abaikan‬.
Kalo ada yang mau nunggu, besok akan kuposting, secara The Holder udah vakum dari FP ini berabad".
Support mber juga ga seseterong dlu seiring dengan admin2 yang menghilang di FP ini, at least masih ada yg support MMULD, kita udah seneng kok colonthree emoticon

Jangan lupa share & like ya.
-----------

- Will You Play With Me? -

Sc : creepypasta
Credit to D.S Ozolnieks
Ts : Crescent-

Aku tidak pernah ingin mengungkapkan ceritaku, tapi hal itu harus dilakukan. Hal itu sudah terjadi cukup lama, dan tidak ada siapapun yang tahu mengenainya. Tapi sekarang aku menceritakannya
padamu, para pembaca, untuk membaca ceritaku, dan berusaha untuk memahami ketakutan yang ku alami. Jariku bergetar dan air mata membasahi pipiku ketika aku mencoba mengetik ini. Tapi aku memperingatimu sekarang, apa yang kau baca sekarang tidak akan dapat kau lupakan.

Itu hanyalah malam biasa di apartemenku. Aku lelah, hari-hari di kantor membuatku stress akhir-akhir ini, dan aku menanti untuk tertidur lelap. Hal itu tampaknya dapat membuat segalanya terasa lebih baik.

Tapi malam ini berbeda.

Anginnya tampak tidak bersahabat. Langit tampak menggelap. Dan saat aku sedang bersantai di kursi sambil menonton sit-kom favoritku sebelum tidur, aku melihat sesuatu yang tampak seperti siluet aneh berdiri di luar jendela rumahku. Aku memfokuskan mataku penuh pada apa yang ada disana.

Tidak ada apa-apa, hanya kegelapan.

Aku pikir aku terlalu lelah. Terlalu banyak kerja mungkin, hanya itu. Setelah selesai menonton, aku segera menuju ke kamar. Saat mencoba sebaik mungkin untuk terlelap, aku mendengar pintu di ujung tempat tidurku berderit. Aku mengabaikannya, terlalu lelah untuk membuat diriku bekerja tanpa hasil yang pasti. Kemudian, aku merasa bahwa sesuatu sedang mengawasiku. Aku mencoba untuk mengusir pikiran itu jauh-jauh, aku hanya butuh tidur. Pada akhirnya, aku mendengar sesuatu sedang bernapas berat nan lambat. Awalnya aku pikir itu adalah suara napasku dan untuk memastikannya, aku menahan napasku selama beberapa saat.

Itu bukan napasku.

Aku tersentak dari tempat tidur dan membuka mata. Diriku membeku ketika aku melihat, di ujung tempat tidurku, seorang gadis kecil dengan rambut hitam panjang, berusia sekitar 6 tahun, dengan balutan gaun malam berwarna putih. Dia menatapku dengan mata tak berkedip dan senyum lebar. Dia memiliki luka parah -dalam yang menutupi wajahnya, serta kedua tangan yang menjuntai di kedua sisi tubuhnya terbalut sesuatu berwarna merah. Kami berdua duduk dan berdiri, menatap satu sama lain selama beberapa saat, sampai dia mengeluarkan jeritan mengerikan yang tidak berkeprimanusiaan. Pada saat itu, aku mencoba berlari menggapai pintu, namun dia meloncat ke arahku, menggali wajahku menggunakan kuku-kukunya. Mata hitam gelapnya yang hanya berjarak beberapa inchi dari mataku, ikut menjerit. Teriakan itu mulai memekakkan telinga dan dengan segera diriku kehilangan keseimbangan, membuat kepalaku terpukul meja di samping tempat tidur. Aku kehilangan kesadaran.

Aku terbangun dalam suatu ruangan kosong yang tampaknya merupakan ruang bawah tanah. Pakaianku masih lengkap, kecuali kaosku. Aku berusaha mencari keseimbangan tubuh. Kepalaku tertutupi darah kering. Aku menatap lenganku, disana terdapat luka potong dari atas sampai bawah yang membentuk suatu kalimat. Aku membacanya: "Maukah kau bermain bersamaku?" Kalimat ini tertulis di kedua sisi lenganku. Sambil menatap ngeri sekeliling ruangan, aku menemukan sebuah pintu besi dengan darah yang merembes dari celah bawah pintu. Perlahan, diriku berjalan kesana. Tidak ada tanda-tanda keberadaan gadis kecil itu, meskipun aku takut akan dirinya yang mungkin bersembunyi di balik pintu. Mengesampingkan ketakutanku, aku harus masuk kesana.

Harus.

Apa yang kulihat sungguh mengerikan, mayat-mayat tersebar tak beraturan hingga sampai ke tangga di sudut yang berlawanan. Pria, wanita, anak-anak, mereka terbaring tak berdaya. Luka di lengan dan kaki mereka, mirip dengan milikku, "Maukah kau bermain bersamaku?" Kecuali, mayat-mayat ini memiliki sesuatu yang tidak kumiliki. Aku melihat wanita yang berada di dekatku dengan tatapan penuh horror.

Dia terbaring, perutnya terbelah, ketika aku melihat lebih dekat, yang pertama kulihat adalah sebuah truk mainan pemadam kebakaran yang dijejalkan di dalam isi perut wanita tersebut. Aku mencoba menahan diri untuk tidak muntah dan berjalan mundur, menjauh. Seorang pria terduduk dengan punggung menghadap dinding, kedua matanya dicolok dengan logam dari game jack*. Tulang tengkoraknya telah hancur, dan disampingnya, ada tongkat baseball yang telah rusak, patah menjadi dua bagian, tergeletak dalam genangan darah. Di tengah ruangan, ada seorang anak laki-laki tergeletak tak bernyawa. Mulutnya terbuka lebar, di pangkal tenggorokkannya ada sebuah mobil balap mainan, mobil itu dijejalkan di mulut anak tersebut. Dadanya dibelah, terbuka lebar, dan seonggok hati berada di samping tubuh anak kecil itu. Di dalam tubuhnya, dimana seharusnya hatinya berada, telah dimasukkan potongan-potongan tubuh boneka yang sudah dibongkar.

Aku kehilangan kendali dan memuntahkan seluruh isi perutku. Sesaat aku menangis, tapi kemudian pertanyaan itu menghampiriku.

"Dimana gadis kecil itu?"

Tentu saja, aku pikir aku tidak ingin tahu dimana dia berada. Pemikiran itu berlangsung sangat singkat sebelum aku melihat tangga yang berada di sudut ruangan. Aku mulai berjalan ke arah tangga itu, namun kemudian, aku berhenti...

Sesuatu di belakangku, bernapas dengan berat, terengah-engah.

Aku berbalik, dan disana gadis kecil itu berdiri, setelah sebelumnya berdiri di sudut ruangan sambil menungguku memeriksa mayat-mayat disana. Kemudian dia berkata, dengan suara tinggi yang menusuk telinga.

"Maukah kau bermain bersamaku?"

Dia mulai berteriak. Aku berbalik, berencana untuk melarikan diri, namun apa daya, dia berada di atas tubuhku. Kuku-kuku tajam bagaikan pisau itu mulai menjelajahi punggung dan leherku. Aku berusaha keras. Akhirnya aku dapat melemparnya ke tanah, lepas dari tubuhku.

Aku berlari ke arah pintu, namun pintu itu langsung tertutup. Aku menggedor pintu itu dan mengumpat, darah mengalir dari punggungku. Pintu itu tidak terbuka. Dia menggapai tubuhku lagi, aku menyikut wajahnya, dia memasukkan kukunya ke dalam punggungku. Aku berhasil mendorongnya dan berbalik. Saat dia menerjangku, aku menangkapnya. Mata hitam besarnya hanya berjarak beberapa inchi dari mataku, kukunya mulai menjamah wajahku. Jeritanna memekakkan telingaku. Dia mengangkat satu tangan, tersenyum lebar, dan tangannya mulai mencungkil mataku.

Semuanya menjadi gelap.

Aku terbangun di rumah sakit, perban menutupi seluruh tubuhku, termasuk kedua mataku. Seorang polisi berdiri di ruangan ini, berbicara dengan seorang dokter. Mereka melihat diriku yang sudah sadar, dan tersenyum. Mereka memberitahuku bahwa aku merupakan satu-satunya orang yang selamat dari pembantaian massal yang terjadi beberapa saat yang lalu, dan tersangka merupakan seorang pria paruh baya, telah ditangkap. Aku memberitahukan pada mereka tentang gadis kecil itu. Mereka berkata bahwa tidak ada satupun gadis kecil yang ditemukan di lokasi kejadian. Mereka tidak mempercayaiku. Mereka berkata padaku bahwa "Aku harus beristirahat."

Dua minggu berlalu, dan aku telah diperbolehkan untuk pulang. Ketika aku keluar dari rumah sakit, bersamaan dengan bekas luka permanen di lengan, wajah, punggung, dan sisi-sisi lainnya, aku melewati ruang tunggu. Ada beberapa mainan tergeletak di lantai. Game jack pirates*, sebuah mobil pemadam kebakaran, boneka, dan mobil balap. Yang duduk bersama mainan-mainan ini adalah seorang gadis kecil berambut hitam panjang. Dia mengenakan gaun berwarna putih. Dia menatapku dan tersenyum lebar, dan dengan suara tinggi yang menusuk setiap bekas luka di tubuhku, dia berkata:

"Maukah kau bermain bersamaku?"

*game jack pirates : mirip yang biasa di indonesia maennya pake bola kecil yang mantul itu + tutup botol atau kerang" gitu 5 biji (gatau apa namanya klo di daerah kalian, kalo disni namanya Rujak pacman emoticon ). Nah kalo versi yang ini pake besi logam pengganti tutup botol/kerang itu.

CERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
CERITA SELANJUTNYA
Next Post »
Komentar Menggunakan Akun Facebook
0 Komentar Menggunakan Akun Blogger

Berkomentarlah Yang Baik dan Sesuai Dengan Artikel :) dan Jika Ingin Menyisipkan Emotikon Pada Komentar, silahkan Klik Tombol EmoticonEmoticon