Adi Jumsar Samsah (https://www.facebook.com/adi.jumsar.samsah)
Original by Adrik Yogi
TERROR OF DARLIN CORPORATION
Nama-nama karakter di Terror of Darlin Corporation
1. Michel John
Lahir pada tanggal 21 Juli 1993, seorang Backpacker yang berasal dari Kota Sunhope, terlibat kejadian di Kota Rostgard karena ketidak sengajaannya di tahan di penjara kepolisian Kota Rostgard.
2. Adams William
Lahir pada tanggal 27 mei 1976, seorang laki-laki berbakat di bidang militer, bergabung dengan RSP pada tahun 1998, dalam usia yang muda, dia ditunjuk menjadi pemimpin dari RSP. Pada tahun 2008 setelah RSP di bubarkan, dia menjadi Kapten Kepolisian Rostgard.
3. Cindy William
Lahir pada tanggal 15 Januari 1992, seorang pelayan dari kedai Rostgard. Pada buku yang pertama belum di jelaskan kesamaan nama William miliknya dengan Adams William.
4. Hanzo Nagawa
Unknwon Data.
5. Melvin
Lahir pada tanggal 5 September 1979, seorang anggota kepolisian Kota Rostgard yang cukup berbakat dalam menggunakan senjata jarak jauh atau sniper.
Terror of Darlin Corporation Part 1
Pada suatu hari dengan matahari yang menyengat, terlihat seorang laki-laki menggunakan kaos berwarna biru, celana jeans pendek dan membawa sebuah tas besar berjalan menyusuri jalan raya antar kota. Dia terus berjalan hingga akhirnya tiba di sebuah gapura besar yang bertuliskan "Selamat datang di kota Rostgard". Dia lalu berhenti di depan gapura tersebut dan merogoh isi kantong celana jeansnya. Dia mengeluarkan sebuah kamera digital dan memotret gapura di depannya itu. Setelah selesai memotret dia kembali melanjutkan perjalanannya masuk ke kota Rostgard.
Setelah berjalan sepuluh menit, akhirnya dia sampai di kota yang bernama Rostgard tersebut. Terlihat rumah-rumah penduduk tertata rapi dengan jalanan yang tidak begitu ramai dilalui oleh kendaraan. Dia melihat anak-anak kecil bermain dengan kedua orangtuanya di halaman belakang rumah mereka, ada pula keluarga yang sedang mengadakan pesta kebun dihalaman belakang rumahnya dengan membuat sosis bakar dan steak. Di seberang jalan terlihat kator polisi dengan polisi berseragam sibuk dengan tugas mereka.
Laki-laki itu terus berjalan di trotoar kota hingga akhirnya tiba di sebuah perempatan jalan besar. Saat ingin menyeberang, dia mendengar suara sirine polisi dari kejauhan. Tak lama kemudian dua polisi menggunakan sepeda motor melintas dan berhenti di perempatan tersebut untuk menutup jalan dan kendaraan-kendaraan di perempatan itupun berhenti. Setelah beberapa waktu kemudian melintas mobil patroli polisi melintasmengawal sebuah mobil box lapis baja dan di mobil tersebut terdapat tulisan "University of Darlin".
Setelah iring-iringan mobil tersebut lewat, jalanpun kembali di buka dan laki-laki tersebut melanjutkan perjalanannya melintasi kota. Karena cuaca pada saat itu panas, dia masuk ke sebuah kedai besar untuk makan siang dan juga beristirahat.
"Selamat datang di kedai kota Rostgard." Sapa salah seorang pegawai kedai.
Laki-laki itu lalu duduk di meja dekat dengan jendela kedai. Lalu seorang pegawai wanita menghampirinya dengan membawa sebuah teko kecil.
"kopi tuan ?" Tanya pegawai tersebut dengan ramah.
Laki-laki itu lalu melihat ke arah pegawai tersebut dan melihat nama di kantung baju pegawai itu yang bertuliskan "Cindy".
"tentu saja Cindy, tapi tolong beri sedikit es, karena cuaca sedikit panas." Jawab laki-laki itu.
"Jadi, anda baru pindah atau sedang ingin berkunjung ke tempat saudara anda tuan ?" Tanya pegawai bernama Cindy itu sambil menuangkan kopi.
"jangan panggil aku tuan, panggil saja aku John, aku seorang backpacker dan kebetulan lewat kota ini." Jawab laki-laki bernama John itu.
"baik tuan backpacker, anda mau pesan apa ?" Tanya Cindy sambil mengeluarkan kertas dan bulpoin dari celemeknya.
"aku pesan burger keju tanpa selada dan mayones nona Cindy." Jawab John sambil tersenyum kecil.
Cindy lalu mencatat pesanan John sambil tersenyum kecil dan meninggalkan meja John. John lalu meletakkan tas besarnya meja lalu dia menikmati kopi sambil melihat barber di seberang jalan. John merasakan kenyamanan di kota Rostgard ini dan dia teringat dengan masa lalunya ketika bersama ibu dan kedua adiknya.
Lamunan John pecah ketika sebuah mobil patroli menepi ke kedai tersebut. Terlihat dua polisi keluar dari mobil dan berjalan masuk ke dalam kedai. Kedua polisi tersebut berjalan masuk dan duduk di meja dekat dengan meja John. Salah satu polisi yang mengenakan topi koboi melihat kearah John dan mengobrol dengan rekannya. Tak lama kemudian, Cindy datang dengan membawa pesanan milik John.
"ini pesananmu John." Kata Cindy sambil meletakkan pesanan John di meja.
"terima kasih Cindy." Kata John.
"siapa dia Cindy, apa kau mengenal dia ?" Tanya salah satu polisi tadi.
"bukan siapa-siapa opsir, dia hanya seorang backpacker yang melewati kota ini." Jawab Cindy.
"oh, ternyata pengelana ya, mari kita periksa." Kata polisi yang memakai topi koboi sambil berjalan menghampiri John dan Cindy.
"sudahlah Adams, dia tidak berbuat apa-apa." Kata Cindy.
"kau diam saja Cindy dan panggil aku kapten Adams." Kata polisi bertopi koboi bernama Adams tersebut.
"sepertinya ada sesuatu yang menarik di tas pengelana ini, aku akan memeriksanya." Kata rekan kapten Adams.
"coba keluarkan kartu tanda pengenalmu nak." Perintah kapten Adams dengan nada tinggi.
John mengeluarkan dompetnya lalu mengeluarkan kartu tanda pengenalnya dan memberikan kepada kapten Adams. Kapten Adams memperhatikan kartu pengenal John, sedangan rekannya memeriksa tas milik John. Rekan kapten Adams lalu mengeluarkan sebuah pisau machete dari tas John.
"wow, apa yang kau lakukan dengan membawa senjata ini John ?" Tanya kapten Adams.
"itu kugunakan saat berada di dalam hutan." Jawab John.
"jelaskan nanti di kantor John, kau akan kami bawa ke kantor." Kata kapten Adams.
"apa salah aku membawa benda itu ?" Tanya John.
"di kotaku itu sebuah kesalahan besar John." Jawab kapten Adams dengan membentak.
Akhirnya Johnpun di bawa ke kantor polisi oleh kapten Adams dan rekannya, sedangkan Cindy hanya memperhatikan dari dalam kedai.
Sesampainya di kantor polisi, John di bawa kapten Adams ke dalam ruangannya sedangkan tas miliknya di bawa oleh rekan kapten Adams. Didalam ruangan John di persilahkan duduk di kursi dan kapten Adams duduk di depannya. Kapten Adams lalu mengeluarkan kartu pengenal John dan meletakkannya di atas meja.
"jadi kau dari kota Sunhope ya ?" Tanya kapten Adams.
"ya." Jawab John singkat.
"lalu kau mau pergi kemana John ?" Tanya kapten Adams lagi.
"pulang ke kota Sunhope." Jawab John.
"baiklah kalau begitu, dengan adanya temuan senjata tajam di barang bawaanmu, malam ini kau tidur di dalam sel, besok kau akan ku antar ke terminal bus di kota ini untuk memastikan kau pergi ke arah yang benar." Kata kapten Adams.
"baiklah, aku tidak keberatan." Kata John.
Kapten Adams lalu mengantarkan John ke selnya. Dikantor polisi itu hanya terdapat lima sel tahanan. Di sel pertama dan kedua John melihat masing-masing sel ditempati oleh lenam orang tahanan, sedangkan sel keiga John melihat hanya ada satu tahanan yang duduk dengan tato di seluruh tubuhnyadan rambut panjang yang terurai hingga menutupi wajahnya. John ditempatkan di sel keempat bersebelahan dengan satu tahanan tadi.
Didalam sel tersebut, John hanya melihat satu wc jongkok dan satu tikar kecil yang hanya muat satu orang saja. Didalam sel, John langsung menggelar tikarnya dan merebahkan tubuhnya. Rasa dingin langsung merambat ke seluruh tubuhnya, lampu-lampu di lorong tahanan mulai dinyalakan karena waktu sudah hampir malam. Suasana di sel tahanan terasa hening, John terlelap dan mulai memejamkan matanya.
Terlihat John sedang berjalan di ladang rumput dengan mengenakan setelan tuxedo putih. Dia berjalan di padang rumput hingga akhirnya tiba di sebuah jalan raya besar. Diseberang jalan terlihat dua orang remaja laki-laki berlari ke arah John yang ada di seberang jalan. Di belakang kedua remaja laki-laki itu, terlihat seorang wanita setengah baya menyusul mereka.
Kedua remaja laki-laki itu terus berlari hingga sampai di jalan raya tepat di seberang John yang sedag berdiri. Kedua remaja itu lalu menyeberang, namun tiba-tiba kedua remaja tersebut ditabrak oleh bus yang melaju kencang. John terkejut melihat kejadian tersebut dan dia melihat ke arah wanita yang tadi di belakang kedua remaja tadi, wanita itu melihat ke arah John.
"John...John...John...!" Kata wanita itu.
John lalu terbangun dari tidurnya, dia lega karena kejadian tadi hanyalah mimpi. Saat John mencuci mukanya, John mendengar suara teriakan dan suara pintu ruang tahanan terbuka kencang. John berusaha melihat, namun tidak bisa karena dia berada di sel tahanan hampir paling ujung. Tak lama kemudian, terdengar suara tembakan di barengi suara teriakan laki-laki. Tiba-tiba seorang polisi terlempar dan terbujur dengan darah mengalir dari lubang didada polisi tersebut.
Terdengar suara raungan keras dari sosok misterius dari makhluk yang tidak bisa di lihat John. John masih berdiri kaku dan tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Terror of Darlin Corporation Part 2
Dengan wajah terkejut, John hanya diam tak bergerak setelah melihat mayat seorang polisi laki-laki terlempar dan tergeletak tak bernyawa di depan sel tahanannya. Sosok makhluk yang membunuh polisi tersebut sudah tak terdengar lagi. John mulai melihat keadaan mayat polisi tersebut yang mengenaskan. John tak berani melihat ke arah dada polisi itu yang berlumuran darah sangat banyak. Dia melihat ad kunci yang tergantung di ikat pinggang mayat polisi itu. John lalu mengambilnya, berharap ada kunci untuk membuka selnya.
"gotcha" kata John dalam hatinya karena pintu selnya dapat terbuka. John lalu keluar dari sel untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. John melihat laki-lak yang ada di sel tahanan di sebelah selnya sudah tidak ada, tapi tidak dengan ke dua sel yang berisi masing-masing enam tahanan. Di sel sebelah laki-laki itu, enam orang tahanan telah tergeletak tak bernyawa, John memperhatikan keenam mayat tersebut dan mendapati luka yang sama dengan polisi yang mati tadi. John lalu mengambil pistol milik polisi yang mati itu.
John kembali berjalan melewati sel yang terakhir dan kali ini John mendapati keenam tahanan masih hidup, tapi keenam tahanan tersebut sedang berkumpul di sudut sel seperti mengerumpuli sesuatu. "hei kalian, apa yang terjadi tadi ?." Tanya John kepada keenam tahanan tadi, tapi tidak ada jawaban dari mereka. John lalu mendekat dan memperhatikan mereka dengan lebih detail. John melihat sesosok kaki yang tergeletak di kerumuni enam tahanan itu. Saat melihat hal tersebut, tiba-tiba salah satu dari tahanan itu melihat ke arah John dengan mulut berlumuran darah dan menggigit sesuatu, saat di perhatikan John, ternyata yang digigit oleh tahanan tersebut adalah usus manusia. John merasa ngin muntah, tapi tak jadi karena tahanan yang melihat John berlari kearah John. Dengan cepat John menghindar menjauh dari sel tahanan. Muka John sangat pucatmelihat tingkah laku tahanan yang berubah menjadi kanibal.
John lalu berlari keluar dari lorong ruang tahanan tadi dan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Tapi naas, saat di lobi kantor polisi, John tak menemukan seorangpun. John lalu bergegas ke ruang milik kapten Adams berharap menemukan sesuatu. Namun ternyata sama saja, tak ada seorangpun di ruang kapten Adams. Namun, tiba-tiba terdengae sebuah suara dari meja milik kapten Adams dan John menemukan sebuah walkie-talkie. John lalu mengambil dan mengeraskan suara walkie-talkie tersebut.
"perhatian untuk semua unit, di sini kapten Adams. Segera lakukan penutupan di seluruh jalur keluar-masuk kota." Kata kapten Adams melalui radio walkie-talkie.
"Adams, aku John, apa yang terjadi ?." Tanya John.
"John, dimana kaudan bagaimana kau bisa mendapatkan frekuensi radio ini ?." Tanya kapten Adams.
"aku menggunakan walkie-talkie yang ada di meja di ruanganmu. Aku masih di kantor polisi dan tahanan di sel lainnya menjadi kanibal." Jawab John.
"baiklah, tunggu di sana aku akan menjemputmu untuk mengeluarkanmu dari kota ini." Kata kapten Adams.
"ok, aku tunggu." Saut John.
"oia John, jangan pergi keluar. Apabila ada manusia yang bersikap seperti tahanan di sel, usahakan jangan sampai tergigit atau tercakar, cari senjata untuk perlindungan." Jelas kapten Adams.
"baiklah." Kata John singkat.
John lalu duduk di kursi milik kapten Adams, John melihat sebuah foto terbingkai di meja kapten Adams. John melihat foto tiga belas orang dan di salah satu orang di foto itu ada kapten Adams. Di foto itu terdapat tulisan RSP (Rostgard Special Police). John lalu meletakkan foto itu di meja kembali. John lalu membuka laci meja milik kapten Adams, dia menemukan sebuah senter dan mengambilnya. Dibawah senter, John menemukan sebuah berkas yang berisikan permohonan pengawalan terhadap mobil milik Darlin Corporation. John lalu meletakkan kembali berkas tersebut di laci meja dan menutup laci itu. John melihat-lihat ruangan milik kapten Adams dan mata John tertuju ke sebuah lemari cabinet yang ada di pojok ruangan. John berjalan ke arah cabinet itu dan membukanya, berharap menemukan sesuatu.
Namun John hanya menemukan berkas-berkas catatan kejahatan yang ada di kota Rostgard. John melihat-lihat berkas tersebut dan dia mendapati berkas dengan nama Cindy Williams. Ya , Cindy yang menjadi pegawai di kedai kota Rostgard yang di temui John tadi siang. Di berkas tersebut tertulis bahwa Cindy pernah terlibat kasus pencurian sebuah mobil. John lalu mengembalikan berkas tersebut dan melihat-lihat berkas lainnya. John melihat sebuah sebuah berkas dengan foto tahanan laki-laki yang ada di sebelah sel tahanan John. Nama tahanan itu adalah Hanzo Nagawa, tertangkap seminggu yang lalu dan terlibat kasus pembunuhan berantai sebanyak lima belas orang.
Saat membaca berkas tersebut, terdengar sebuah suara yang masih ada di dalam kantor polisi. John lalu berlari keluar untuk melihat asal suara tersebut. Ternyata suara tersebut berasal dari ruang barang bukti yang tempatnya tak jauh dari ruangan kapten Adams. Dengan pistol dan senter yang dia dapatkan tadi, John berjalan perlahan menuju ruang barang bukti tersebut. Sesampainya di ruangan tersebut, John membuka pintu ruangan tersebut pelan-pelan. Ruangan itu gelap karena lampu belum dinyalakan, dengan penerangan senter John mencoba mencari saklar lampu ruangan tersebut.
Setelah menemukan saklar, John lalu menyalakannya. Saat lampu menyala, John lalu melihat-lihat isi ruangan tersebut, namun hanya ada gondola-gondola tempat meletakkan barang bukti tindak kejahatan di kota Rostgard. John lalu mulai menyusuri ruangan itu dengan pistol di tangannya. John berhenti karena melihat tas miliknya yang di bawa oleh rekan kapten Adams. John lalu melihat tasnya tersebutdan mengecek barang bawaannya. Saat mengecek tasnya, John di kejutkan oleh suara dari arah belakangnya. Saat menengok, ternyata adalah rekan kapten Adams yang tadi siang ikut menangkap John.
Namun, sepertinya rekan kapten Adams tersebut telah berubah dan bersikap seperti tahanan yang ada di ruang tahanan tadi. Polisi itu menyerang John, namun John menghindar dan mulai menembaki polisi tersebut di bagian kaki. Polisi itu jatuh dan John merasa lega akan hal tersebut. Belum John menghela nafas lega, polisi yang di tembak John tadi bangkit dan menyerang John kembali, namun kali ini gerakan polisi yang sudah berubah menjadi mayat hidup itu lebih lincah dari sebelumnya. John lalu kembali menembakinya dengan membabi buta di dada polisi itu hingga peluru pistolnya habis dan polisi itu tak jatuh juga. John kini tersudut di pojok ruangan dan mulai menyerah, John berfikir bahwa nasibnya telah tamat. Namun tiba-tiba terdengar suara tembakan sebanyak dua kali kearah kepala polisi itu dan polisi itupun rubuh.
John melihat asal tembakan tersebut, ternyata itu adalah kapten Adams. John merasa lega karena kapten Adams datang tepat waktu.
"sudah kubilang, tembak di kepalanya." Kata kapten Adams sambil membantu John berdiri.
"aku panik." Bela John.
"dasar kau ini, ayo aku antar kau keluar dari kota ini karena kota ini sudah tidak aman." Kata kapten Adams.
Mereka berdua lalu berjalan menuju pintu keluar kantor polisi itu. Saat melihat ke arah luar, kapten Adams mengurungkan niatnya untuk pergi dari kantor polisi.
"ada apa Adams ?." Tanya John.
"kita terjebak disini, warga yang sudah berubah menjadi zombi telah mengepung kita, lihatlah keluar." Kata kapten Adams.
"tembaki saja mereka, kau kan bawa senjata." Kata John.
"peluruku tidak cukup John, magazineku juga ada di mobil patroliku di luar sana." Jelas kapten Adams.
"lalu bagaimana sekarang ?." Tanay John.
"cari barang yang bisa di gunakan untuk senjatadan kita lewat pintu belakang saja." Kata kapten Adams.
John lalu mencari barang yang bisa di gunakan sebagai senjata, sedangkan kapten Adams berjalan ke ruang tahanan. Kapten Adams melihat kondisi keenam tahanannya yang telah berubah menjadi zombi. Kapten Adams lalu menembaki keenam tahanannya tersebut hingga mati. Dia lalu melihat sel tempat tahanan yang bernama Hanzo Nagawa, dia terkejut karena sel tersebut telah kosong. Dia lalu berlari menuju ruang barang bukti dan melihat salah satu gondola, entah apa yang ada di gondola itu, tapi dia kembali terkejut karena barang yang ada di gondola itu telah hilang.
Dengan langkah berat dia menuju ruangannya dan duduk sambil memandangi foto di atas mejanya. "setelah tiga tahun, mengapa hal ini kembali terjadi dan mengapa juga terjadi di kota ini." Kata kapten Adams yang berbicara sendiri. Sementara itu, John sedang berada di lorong bagian utara kantor polisi. Dia melihat sebuah ruangan dan membaca nama ruangan tersebut. John tersenyum kecil dan berlari ke tempat kapten Adams.
"Adams, kita terobos mereka saja." Kata John dengan muka senang.
"tidak bisa, peluruku tidak cukup." Kata kapten Adams.
"ikutlah aku dan lihatlah yang aku temukan." Kata John meyakinkan kapten Adams.
Kapten Adams lalu mengambil foto yang ada di mejanya dan memasukkannya ke kantongnya, setelah itu dia berjalan mengikuti John sambil penasaran dengan apa yang di temukan oleh John. Setelah sampai di depan ruangan yang di temukan John, kapten Adams tersenyum.
Terror of Darlin Corporation Part 3
Kapten Adams tersenyum melihat ruangan yang ditemukan oleh John. Ternyata ruangan yang ditemukan oleh John adalah ruangan senjata di kepolisian Rostgard. Mereka berdua lalu masuk dan mendapati senjata-senjata beserta amunisi lengkap.
"aku lupa kalau ada ruangan ini. Kau bisa menggunakan senjata-senjata ini John ?." tanya kapten Adams.
"tentu saja bisa, aku pernah bermain airsoftgun." jawab John.
"bagus, cepat pilih senjata yang bisa kau gunakan dan perlengkapan seperlunya." perintah kapten Adams.
Mereka berduapun mulai memilih senjata yang akan mereka bawa. John menggendong senjata L96 A1 di tangan kirinya, glock dia sarungkan di celana sebelah kiri dan membawa FN P90, sedangkan kapten Adams membawa M16, glock dia sarungkan di celananya dan menggendong tas ransel tempat menaruh amunisi. Saat bersiap-siap, tiba-tiba walkie-talkie yang di bawa John berbunyi.
"perhatian, di sini unit 37 mohon bantuan di sektor lima, ganti." kata salah seorang polisi lewat radio.
Kapten Adams lalu mengambil walkie-talkie yang di bawa John tersebut.
"disini kapten Adams, laporkan kondisimu opsir, ganti." kata kapten Adams.
"senang bisa mendengarmu kapten Adams, aku opsir Melvin, aku sedang berada di kedai kota bersama sepuluh warga sipil yang selamat, rekanku telah tewas di bunuh warga kota yang telah berubah, ganti." kata polisi bernama Opsir Melvin tersebut.
"baiklah, tunggu disana, aku akan segera datang memberi bantuan." kata kapten Adams.
"siap kapten, out." jawab opsir Melvin.
"John, apa kau siap ?" tanya kapten Adams.
"ayo, kita mulai pestanya." jawab John.
Mereka berduapun mulai bergerak ke arah lobi kantor polisi dan mendobrak pintu depan. Sontak warga kota yang telah berubah menjadi zombi yang ada di depan kantor polisi langsung menyerang ke arah mereka bak harimau di beri suguhan daging segar. Keheningan malampun pecah oleh suara tembakan dari senjata milik mereka berdua.
Secara tidak sadar mereka sedang di awasi oleh sebuah kamera dari satelit pribadi milik Darlin Corporation dan di salah satu ruangan di gedung Darlin Corporation terlihat empat orang mengenakan tuxedo hitam dan satu mengenakan tuxedo putih.
"siapa mereka ?" tanya seorang yang mengenakan tuxedo putih.
"menurut hasil yang kudapatkan, yang memakai seragam polisi adalah Adams William, kapten kepolisian di kota Rostgard dan juga mantan anggota dari RSP, sedangkan yang satu lagi adalah Michel John, warga sipil dari kota Sunhope." jawab seorang yang memakai tuxedo hitam dan sedang melihat laptop.
"menarik sekali mereka berdua, Yadik, pergilah ke kota ini dan buat pertunjukan menarik untukku dengan orang-orang ini." kata orang yang memakai tuxedo putih.
"baiklah ketua." jawab seorang yang memakai tuxedo hitam bernama Yadik.
Sementara itu, kapten Adams dan John akhirnya sampai di kedai kota Rostgard. Seorang laki-laki mengenakan seragam polisi ada di atap kedai.
"kapten, lewat atas sini." kata polisi itu sambil melemparkan tangga.
Kapten Adams dan Johnpun naik ke atas kedai melalui tangga tersebut dan sesampainya di atas, mereka di ajak ke dalam kedai. Di dalam kedai, terlihat sepuluh warga sipil sedang duduk di lantai dapur kedai dan diatrara mereka terdapat Cindy.
"kapten, apakah anda membawa perlengkapan obat-obatan ?" tanya opsir Melvin.
"tidak, memang ada apa ?" tanya kapten Adams.
"ada seorang yang terluka karena tergigit oleh makhluk yang ada di luar sana." jawab opsir Melvin.
"yang mana orangnya ?" tanya kapten Adams.
"disana, sedang di rawat oleh Cindy." jawab opsir Melvin sambil menunjuk ke arah laki-laki tua yang sedang dirawat Cindy.
Kapten Adams langsung menghampiri laki-laki tua itu sambil mengeluarkan glocknya dan mengarahkan ke arah laki-laki tua tersebut. Cindy terkejut karena kapten Adams mengarahkan senjata ke orang yang sedang dia rawat.
"apa-apaan kau ini Adams ?" tanya Cindy.
"minggirlah, dia sudah terinfeksi dan akan berubah seperti makhluk-makhluk yang ada di luar sana." jawab kapten Adams.
"tidak, dia masih manusia seperti kita." bantah Cindy.
"sudahlah Cindy, tidak apa-apa, benar yang di katakan kapten Adams, aku sudah melihat yang terjadi kepada istriku yang berubah menjadi zombi setelah tergigit." kata laki-laki tua tersebut.
Dengan berat hati Cindy menyingkir dari laki-laki tua tersebut dan kapten Adams langsung menembak laki-laki tua tersebut tepat di kepala. Cindy memejamkan matanya karena tak sanggup melihat kejadian tersebut, sedangkan John dan opsir Melvin langsung membawa mayat laki-laki itu dan menutupinya dengan taplak meja yang ada di kedai.
Kapten Adams lalu berjalan ke arah lobi kedai dan duduk di sana sambil melihat ke arah luar. Sedangkan opsir Melvin memerintahkan warga yang lain untuk beristirahat termasuk Cindy. Opsir Melvin langsung pergi ke atap kedai untuk melihat keadaan di luar. Johnpun pergi ke atap kedai untuk menyusul opsir Melvin.
"ada apa nak ?" tanya opsir Melvin kepada John.
"jangan panggil aku nak, namaku John." jawab John.
"baiklah John, ada apa ?"tanya opsir Melvin lagi.
"tidak apa-apa, aku hanya tak bisa tidur." jawab John.
"tidurlah John, aku akan mengawasi gerakan makhluk-makhluk itu." kata Opsir Melvin.
"oia opsir, apakah kau anggota dari RSP ?" tanya John.
"tentu saja bukan John, karena RSP itu sudah bubar." jawab opsir Melvin.
"maksudmu bubar ?" tanya John penasaran.
"RSP itu adalah kepolisian khusus yang dimiliki kota ini dan hanya beranggotakan tiga belas polisi pilihan yang ada di kota ini. Mereka bubar setelah pulang dari misi yang telah menewaskan kelima anggotanya termasuk tunangan Kapten Adams dan tiga tahun yang lalu pada tahun 2008 RSP resmi di bubarkan. Yah, hanya itu yang aku tahu." jawab opsir Melvin.
Mereka berdua lalu diam sejenak dan tiba-tiba terdengar suara langkah dari arah belakang mereka. Ternyata itu adalah kapten Adams.
"John, ikut aku ke bawah, berikan snipermu ke opsir Melvin. Opsir, awasi pergerakan zombi-zombi itu dan jika ada yang mencurigakan langsung hubungi kami di bawah dengan radio milikmu." perintah kapten Adams.
"baiklah kapten." jawab opsir Melvin.
John dan kapten Adamspun menuju lobi kedai, saat melewati dapur, kesembilan warga yang selamat telah tidur nyenyak. Johnpun di suruh duduk oleh kapten Adams.
"John, aku ingin tanya kepadamu." kata kapten Adams.
"silahkan saja Adams." kata John.
"aku ingin tanya tentang tahanan yang ada di sebelah selmu." kata kapten Adams.
"tahanan bernama Hanzo Nagawa ya ?" kata John.
"benar, bagaimana kau tahu ?" tanya kapten Adams.
"dari berkas yang ada di ruanganmu Adams." jawab John.
"jadi apakah kau tahu keberadaannya ?" tanya kapten Adams lagi.
"maaf, saat aku keluar dari sel, laki-laki itu sudah tidak ada di selnya." jawab John.
"asal kau tahu saja, dia sangat berbahaya." kata kapten Adams.
Mereka berduapun saling diam, John melihat foto milik kapten Adams yang diletakkan di atas meja. Kapten Adams melihat John memperhatikan foto miliknya tersebut.
"ini adalah fotoku bersama dengan teman-temanku dulu di tim RSP sebelum kami berangkat menuju misi terakhir kami." jelas kapten Adams.
Johnpun hanya diam mendengar ucapan kapten Adams, dia lalu berdiri dan berjalan menuju dapur dan merebahkan tubuhnya untuk beristirahat agar siap menghadapi zombi-zombi itu esok paginya.
Terror of Darlin Corporation Part 4
Pada saat itu, jam menunjukkan pukul enam pagi. Warga yang selamat sudah terbangun dari tidur mereka, Kapten Adams masih duduk di lobi kedai mengamati pergerakan para zombi-zombi yang ada di luar kedai. John terlihat membantu Cindy di dapur membuat sarapan untuk semuanya sedangkan Opsir Melvin masih ada di atap kedai. Setelah sarapan selesai, mereka makan bersama dan saat jam menunjukkan pukul tujuh pagi, Opsir Melvin melihat hal yang janggal. Para zombi-zombi yang berkeliaran di luar kedai terlihat berkurang.
Dia lalu naik ke atap dan mengamati keadaan di sekitar kedai. Dia melihat para gerombolan zombi-zombi berjalan ke suatu tempat. Dia lalu memanggil Kapten Adams untuk naik ke atas.
"ada apa Melvin ?" tanya Kapten Adams.
"mereka sepertinya sudah mulai menjauh dari tempat ini, bagaimana rencana kita selanjutnya kapten ?" jawab Opsir Melvin.
"coba aku lihat kemana perginya zombi-zombi itu." kata Kapten Adams.
Opsir Melvin lalu memberikan teropong miliknya kepada Kapten Adams. Kapten Adams melihat para gerombolan zombi-zombi tersebut berjalan menuju timur. Saat melihat gerombolan zombi-zombi tersebut, Kapten Adams melihat seseorang yang membawa dua samurai di pinggangnya mengendap-endap di belakang gerombolan zombi tersebut dan bagi Kapten Adams orang tersebut tidaklah asing. Ternyata itu adalah Hanzo Nagawa. Kapten Adams lalu mengambil L96 A1 milik Opsir Melvin dan langsung membidik Hanzo Nagawa dan menembaknya.
Namun Hanzo Nagawa menyadari kalau dia di bidik dan dia dapat menghindarinya. Dia lalu menyelinap di antara gedung-gedung perumahan dan menghilang dengan cepat. Sedangkan para gerombolan-gerombolan zombi yang mendengar suara tembakan Kapten Adams tadi membuat mereka berbalik arah dan kembali menuju kedai dengan gelombang zombi yang sangat banyak.
"sial, Melvin turun dan beritahu kesemua kita pergi, kita harus evakuasi dari sini secepatnya." kata Kapten Adams.
Opsir Melvin lalu berlari turun dan memberi tahu yang lainnya untuk evakuasi. Mereka lalu keluar dari kedai dan di luar mereka sudah di tunggu oleh Kapten Adams sedangkan gerombolan zombi yang banyak sudah semakin dekat dengan mereka.
"bagaimana ini Adams ?" tanya John.
"kita pergi ke perpustakaan kota dan sementara kita harus bersembunyi di sana." jawab Kapten Adams.
"kalian pergi saja dulu, aku akan menghambat mereka." kata Opsir Melvin.
"apa, jangan bercanda, jumlah mereka sangat banyak. Kau tak akan mampu mengalahkan mereka, itu sama saja dengan bunuh diri." kata John.
"selain punya senjata yang kau berikan padaku, aku masih punya ini John." kata Opsir Melvin sambil menunjukkan isi tasnya yang berisi bom molotov yang terbuat dari minuman keras.
"tapi..." kata John yang tak menyelesaikan kata-katanya karena di tarik oleh Kapten Adams.
"percayalah John, ayo kita harus cepat pergi dari sini." kata Kapten Adams.
Dengan berat hati John dan Kapten Adams berlari meninggalkan Opsir Melvin dan menyusul ke sembilan warga yang selamat menuju perpustakaan kota yang tak letaknya tak jauh dari kedai tersebut. Opsir Melvin lalu membawa senjatanya dan naik kembali ke atas kedai. Dia lalu membidikkan senjatanya ke arah gerombolan zombi yang sudah dekat dan menembakkannya. Saat zombi mulai sangat dekat, dia menyalakan bom molotovnya dan melemparkan bom tersebut ke arah gerombolan zombi.
Zombi-zombi yang terkena bom langsung terpanggang dan terjatuh mati. Namun zombi-zombi tersebut terlalu banyak hingga akhirnya Opsir Melvin terkepung dan terjebak di atas kedai.
Sedangkan Kapten Adams dan yang lainnya terus berlari menuju perpustakaan kota. Saat mereka berlari, terdengar suara teriakan Opsir Melvin dari arah kedai. John hanya menunduk mendengar suara teriakan tersebut. Sesaat kemudian akhirnya mereka sampai di gedung perpustakaan kota. Mereka langsung masuk dan mengganjal pintu dari dalam dengan barang-barang berat.
Saat mencoba mengganjal pintu, tanpa sadar ternyata di dalam gedung perpustakaan ada sekitar sepuluh zombi yang muncul dari rak buku. Zombi-zombi itu langsung berlari dan menyerang Kapten Adams dan yang lainnya. Kapten Adams dan John yang membawa senjata langsung menembaki zombi-zombi tersebut. Namun naas, enam warga yang selamat tewas menjadi makanan zombi yang menyerang tadi. Kini mereka hanya tersisa lima orang yaitu Kapten Adams, John, Cindy, Carl dan Cathrine. Carl dan Cathrine adalah pasangan remaja dari kota tersebut.
John lalu berlari ke atas gedung dan mengecek apakah masih ada zombi yang tersisa. John melihat sebuah ruangan dengan pintu tertutup dan saat ingin membukanya, terdengar suara geraman dari dalam ruangan. John lalu membuka pintu itu perlahan-lahan dan dia melihat lima anjing pitbull yang sudah terinfeksi sedang memakan mayat seorang laki-laki. John lalu menembakkan FN P90 ke arah anjing-anjing itu. Kapten Adams dan yang lainnya yang mendengar suara tembakan John langsung berlari ke atas menyusul John.
"ada apa John, kau baik-baik saja ?" tanya Kapten Adams.
"tinggal sedikit di bersihkan dan tempat ini akan menjadi tempat sempurna untuk istirahat." jawab John.
Mereka lalu membersihkan ruangan tersebut untuk di jadikan tempat istirahat. Sedangkan di kedai kota Rostgard, sudah tak terlihat tanda kehidupan, hanya zombi-zombi yang mengepung tempat tersebut. Terlihat radio milik Opsir Melvin tergeletak di atap kedai. Muncul sesosok seorang laki-laki yang misterius di atap kedai tersebut dan mengambil radio milik Opsir Melvin yang terjatuh.
Di gedung perpustakaan, John dan yang lainnya telah selesai membersihkan ruangan tersebut dan beristirahat.
"John, kita bergantian berjaga, aku akan berjaga dulu, setelah lima jam, baru kau gantikan aku berjaga." kata Kapten Adams.
"hmmm, tidak Adams, aku saja yang berjaga dulu, ada hal lain yang juga ingin ku lakukan." kata John.
"baiklah, aku istirahat dulu, karena semalam terjaga." kata Kapten Adams.
John lalu berjaga, dia keluar dari ruangan dan berjalan menuju rak-rak buku di bagian buku-buku sejarah kota. John mengambil sebuah buku besar dan meletakkanya di meja. Dia membuka buku tersebut dan mencari tahu lebih banyak tentang RSP karena John masih sangat penasaran. Setelah membalik-balik halaman buku tersebut, akhirnya John menemukan hal tetang RSP.
"RSP adalah kesatuan polisi khusus yang di bentuk oleh walikota Kota Rostgard saat itu yang bernama Austin Darlin pada tahun 1998. Austin Darlin juga pemilik dari Darlin Corporation dan membuat University of Darlin di kota ini dan tujuan di bentuknya RSP selain sebagai pasukan khusus di kota ini, RSP juga termasuk pasukan yang di tunjukkan untuk keamanan University of Darlin. RSP beranggotakan tiga belas orang polisi terbaik dari kota ini dan pada bulan Januari tahun 2008, RSP mendapat tugas rahasia menuju kota Liberium. Pada bulan Maret, RSP pulang dengan kepala tertunduk karena dinilai gagal dalam tugas dan pada tugas tersebut, kelima anggota RSP dinyatakan tewas dan pada bulan Juni RSP di bubarkan dan pada saat itu juga, walikota Rostgard, Austin Darlin meninggal dunia karena terkena serangan jantung dan kepemilikan Darlin Corporation di pegang oleh anak dari Austin Darlin yaitu Christian Darlin."
Saat John membuka halaman selanjutnya, dia kecewa karena tidak ada kelanjutan dari halaman sebelumnya. John lalu menutup buku tersebut dan mengembalikannya ke rak buku. John berjalan ke atas menuju ruang istirahat, tiba-tiba walkie-talkie yag di bawa John berbunyi.
"apa ada warga kota Rostgard yang masih tersisa ?" tanya seorang laki-laki melalui radio.
John lalu berlari dan membangunkan Kapten Adams dan menjelaskan yang dia dengar tadi. John lalu memberikan walkie-talkienya kepada Kapten Adams. Kapten Adams ragu, karena frekuensi walkie-talkie milik John adalah frekuensi milik kepolisian kota Rostgart dan menurut sepengetahuan Kapten Adams, semua anggota kepolisian sudah tewas.
"perhatian, apakah ada yang masih selamat ?" tanya Kapten Adams melalui walkie-talkie.
Kapten John sejenak kembali ragu karena tidak ada balasan.
"perhatian, apakah masih ada yang selamat ?" tanya Kapten John lagi melalui walkie-talkie.
"halo Adams, ternyata kau masih hidup ya." jawab laki-laki melalui radio dengan suara yang tak asing.
"di mana kau ?" tanya Kapten Adams.
"aku tunggu kau di University of Darlin." jawab laki-laki itu singkat.
Tanpa menjawab, Kapten Adams lalu mengambil senjata M16 miliknya dan juga membawa amunisi secukupnya. John bingung dengan tingkah Kapten Adams tersebut. Kapten Adams lalu berkemas dan bersiap pergi. John pun ikut mempersiapkan senjatanya.
"kau tak usah ikut John, ini urusanku, kau bawa mereka menuju terminal bus dan lekas pergi dari kota ini." perintah Kapten Adams.
"tidak, aku ikut denganmu." bantah John.
"untuk kali ini, kau jangan ikut campur John, sudah cukup aku mendampingimu sampai kesini." kata Kapten Adams.
"memang siapa orang yang menghubungi tadi ?" tanya John.
"bukan urusanmu." jawab Kapten Adams dengan nada tinggi.
"sudahlah John, ikuti perintah Kapten Adams, karena yang menghubungi kita lewat radio tadi adalah..." Kata Cindy menenangkan suasana.
Siapakah yang menghubungi mereka tersebut...?
tunggu kelanjutannya ya....
Terror of Darlin Corporation Part 5
"suara laki-laki yang menghubungi kita lewat radio adalah Hanzo Nagawa." jelas Cindy. Johnpun hanya diam mendengar penjelasan dari Cindy, sedangkan Kapten Adams sudah turun dan keluar dari gedung perpustakaan untuk pergi menuju Universty of Darlin. John lalu diam sebentar untuk berfikir tentang apa yang harus dilakukan setelah Kapten Adams pergi. "bagaimana sekarang John ?" tanya Carl. "kau bisa gunakan senjata ini Carl ?" tanya John sambil mengeluarkan Glock miliknya. "tidak John, maaf." jawab Carl. "baiklah, kalau begitu carilah barang apapaun yang bisa di jadikan senjata dan melindungi diri, benda apapun yang dapat di pukulkan, kita akan segera berangkat menuju terminal bus dan kita pergi dari kota ini." jelas John. Merekapun mencari barang yang di jadikan senjata untuk melindungi diri, Carl mendapatkan tongkat pemukul baseball dan Cindy menemukan sebuah frying pan. Johnpun juga ikut mencari barang yang dapar di gunakan untuk menjadi senjata. Saat John mencari di ruang bawah, John menemukan sebuah peta kota, dia mengambilnya dan berharap akan berguna. Setelah itu, tepat pukul lima sore mereka berkumpul di hall gedung perpustakaan dan siap untuk berangkat.
Sementara itu, Kapten Adams berjuang melawan zombi-zombi yang ada di jalanan menuju University of Darlin. Perlahan demi perlahan dia melewati gerombolan-gerombolan zombi dengan senjata M16 yang dia bawa. Namun sayang, di tengah perjalanan Kapten Adams kehabisan amunisi, pistolnyapun juga sudah kehabisan amunisi, sedangkan di sekitar dia, ferombolan zombi masih sangat banyak. Kapten Adams mencoba melawan dengan pisau bayonet yang dia bawa. Kini dia tersudut di sebuah tembok gedung perkantoran. Kapten Adams sudah kehabisan akal untuk melawan para zombi-zombi tersebut.
Disaat dia mulai putus asa, tiba-tiba terdengar suara sebuah mesin kendaraan dan benar saja, tak lama terlihat dua buah cahaya. Muncullah sebuah mobil jeep yang melaju dengan kencang dan di dalam mobil jeep itu terlihat dua orang laki-laki yang tak asing bagi Kapten Adams. Dua orang itu mengendarai jeep dengan cepat dan menabraki para zombi yang mencoba menyerang Kapten Adams. Dengan cepat mobil itu meratakan para zombi-zombi yang ada di situ dan setelah selesai dengan para zombi-zombi, kedua orang itu berhenti dan keluar dari mobil jeep. Terlihat dua orang laki-laki menggunakan pakaian lengkap militer keluar dari mobil, satu orang menggunakan ikat kepala dan satu lagi berkulit hitam.
"nampaknya kau butuh bantuan Adams." kata lakilaki yang berkulit hitam.
"Samuel, Romy, bagaimana kalian ada di sini ?" tanya Kapten Adams.
"ayolah, kami juga berasal dari kota ini, mana mungkin kami melupakan kota ini." Jawab laki-laki yang menggunakan ikat kepala yang bernama Romy.
"aku tahu kalian, tidak mungkin hanya karena kota ini tempat asal kalian, kalian ke tempat ini di saat seperti ini." Kata Kapten Adams sambil berjalan mengambil M16 yang di jatuhkannya.
"ternyata kau belum berubah teman." Kata Samuel.
"kami sebenarnya menyadap saluran radio milik kepolisian kota ini, lagi pula kau jadi kapten di kota ini." Jelas Romy.
"jadi, kalian tahu tentang tantangan tadi ?" tanya Kapten Adams.
"tentu saja, ternyata orang itu masih hidup ya, tidak kusangka dia datang ke kota ini, apalagi setelah membunuh teman-teman kita." jawab Romy.
"baiklah, ayo jangan berlama-lama, lekas kita pergi ke University of Darlin." kata Kapten Adams.
Mereka bertigapun naik ke mobil jeep dan mengendarainya menuju University of Darlin. Sementara itu di tempat lain, John, Cindy, Carl dan Cathrine hampir sampai di terminal bus. Saat masuk kedalam terminal, mereka sudah di tunggu oleh gerombolan-gerombolan zombi yang kelaparan. Dengan cepat para zombi tersebut menyerang John dan yang lainnya. Mereka mencoba menghindar dan berlari. John melihat sebuah bus yang terpakir di dekat dengan pintu terminal. John lalu memerintahkan Cindy, Carl dan Cathrine untuk masuk kedalam bus.
"Kalian masuk dan coba nyalakan busnya, aku akan melindungi kalian." Teriak John.
John lalu berdiri di depan bus dan menyiapkan senjatanya untuk melawan para zombi-zombi. Saat akan menembak, John merasakan guncangan di tanah seperti sesuatu yang besar menuju ke arahnya. Benar saja, tiba-tiba muncullah sesosok gajah besar berlari kearahnya dan melewati gerombolan zombi-zombi dengan cepat. Para zombi tersebut terinjak-injak oleh gajah yang telah bermutasi tersebut hingga mati. John dan yang lainnya mencoba menghindar dan menjauh dari zona serang gajah tersebut.
"apa-apaan ini, mengapa hewan juga bisa terkena infeksi ?" tanya John.
"tentu saja bodoh, semua makhluk hidup dapat terinfeksi, kecuali tanaman, karena belum ada serum yang cocok." Jawab seorang laki-laki yang muncul di atas pos keamanan.
"kau adalah...." kata John yang tak menyelesaikan kata-katanya.
Laki-laki tadi muncul dengan menggunakan celana panjang dan memakai kaos tanpa lengan serta dua pedang samurai di ikatkan di dipinggangnya. Dia adalah Hanzo Nagawa. Nagawa lalu meloncat dan berlari menuju gajah yang telah terinfeksi tadi. Dia mengeluarkan kedua samurainya dan menyerang gajah itu dengan gerakan yang sangat cepat. Serangan Nagawa mengenai kedua kaki gajah yang telah terinfeksi tersebut. Gajah itu meraung kesakitan dan dengan kedua kaki belakang yang terluka, gajah itu berlari menyerang Nagawa. Namun dengan gerakan yang lihai, Nagawa memainkan pedangnya dan menyerang gajah itu lagi dan kali ini serangan Nagawa sangat fatal dan membuat gajah tersebut rubuh dan mati.
Nagawa lalu menyarungkan pedang samurainya dan berjalan ke arah John dan yang lainnya yang berdiri dekat dengan pos keamanan terminal. John dan yang lainnya terlihat sangat cemas karena Nagawa berjalan menuju kearah mereka.
"dimana Adams ?" tanya Nagawa.
"dia menuju University untuk menemuimu, kaukan yang menghubungi lewat radio." jawab John.
"bodoh." kata Nagawa.
"apa maksudmu ?" tanya Cindy.
"itu memang suaraku, tapi itu bukanlah aku." jawab Nagawa.
"lalu siapa ? jelas-jelas itu suaramu aku mengenalnya." tanya Cindy.
"tidak bisa aku jelaskan, yang pasti itu adalah jebakan." jawab Nagawa sambil berjalan pergi meninggalkan John dan yang lainnya.
"hei, kau mau kemana ?" tanya John.
"University." Jawab Nagawa singkat.
Johnpun mencoba berjalan mengikuti Nagawa, namun Cindy menarik tangannya.
"apa yang kau lakukan John ?" tanya Cindy.
"aku akan ke University untuk menjemput Adams, kau dengarkan kalau dia di jebak." jawab John.
"kita tidak bisa mempercayai dia John, lebih baik kita pergi dari kota ini." kata Cindy.
"kalian tunggu di dalam pos ini, jika besok pagi aku belum kembali, kalian pergi dari kota ini." jelas John.
Cindy lalu memeluk John dan menciumnya.
"saat kembali, aku ingin kau dalam ke adaan utuh John." kata Cindy.
"baiklah, aku janji." kata John.
Johnpun lalu berlari menyusul Nagawa yang sudah lebih dulu berjalan menuju University of Darlin, sedangkan Cindy, Carl dan Cathrine masuk ke dalam pos keamanan di terminal untuk bersembunyi.
Terror of Darlin Corporation Part 6
John berjalan mengikuti Nagawa yang berjalan menuju University of Darlin. Waktupun sudah mulai malam dan kabut mulai menyelimuti kota Rostgard. Dalam perjalanan, Nagawa dan John saling berdiam diri tanpa berbicara sedikitpun. gerombolan zombi di kota itu sudah mulai berkurang, hal tersebut di dukung dengan kondisi malam itu yang sangat sunyi, hanya suara derap langkah milik John dan Nagawa yang terdengar.
John membuka petanya dan melihat posisinya saat ini, mereka berdua kini sedang ada di perempatan jalan di tengah kota dan untuk mencapai University of Darlin, mereka harus berjalan ke arah selatan. Saat hampir melewati perempatan tersebut, tiba-tiba terdengar suara geraman hewan buas dari arah timur. John dan Nagawa yang mendengar suara tersebut lalu bersiaga. Setelah mendengar suara geraman tersebut, terdengarlah suara tembakan senjata. Mereka berdua lalu berlari menghampiri asal suara tembakan tersebut.
Ternyata suara tersebut berasal dari seorang laki-laki dan perempuan setengah baya yang membawa sebuah shotgun yang sedang menghadapi sekitar enam serigala yang termutasi. Saat serigala-serigala tersebut menyerang, pasangan laki-laki dan perempuan tersebut dengan cepat menembakkan shotgunnya dan membunuh keenam serigala tersebut. "tembakan yang bagus" teriak John kepada pasangan tersebut. Mereka lalu melihat ke arah John dan Nagawa dan melambaikan tangannya.
Johnpun lalu berjalan ke arah pasangan tersebut, namun tanpa alasan Nagawa mengeluarkan satu samurainya dan menghalangi John.
"Nagawa, apa-apaan kau ini ?" tanya John.
"jangan menghampiri mereka jika ingin selamat" jawab Nagawa.
"memangnya ada apa ?" tanya John lagi.
Tanpa menjawab pertanyaan John, Nagawa lalu mengeluarkan samurainya yang satunya. "bersiaplah John" kata Nagawa dingin. Tiba-tiba kembali terdengar suara geraman hewan buas dan benar saja, seekor beruang besar yang sudah terinfeksi muncul dari arah belakang pasagan tadi. Dengan sekali serangan, kepala milik pasangan tersebut terpenggal. John terkejut dengan serangan dari beruang tersebut yang sangat fatal. Nagawa lalu berlari ke arah beruang tersebut dan langsung menyerang beruang tersebut dengan kedua samurainya.
Namun, ternyata serangan dari Nagawa tidak mempan dan hanya menimbulkan sayatan-sayatan kecil dan tak berarti. Nagawa lalu terkejut dengan hal tersebut sedangkan John lalu menembakkan senjatanya dan hasilnyapun sama saja tak mempan terhadap beruang tersebut.
"sial, bagaimana ini Nagawa ? tanya John
"serangan kita tidak mempan John, karena hewan ini terinfeksi secara langsung dari serum virus yang di ciptakan oleh Darlin Corporation " jawab Nagawa.
"lalu bagaimana ? tanya John lagi.
"sebaiknya kita lari" jawab Nagawa.
Beruang tadi lalu berlari dan menyerang ke arah John, namun John berhasil menghindar dan berlari ke arah Nagawa. John kembali menembaki beruang itu dengan senjatanya, namun tetap saja percuma dan membuat beruang tersebut semakin marah dan buas. John lalu mengambil shotgun milik pasangan yang terbunuh tadi. John mereloadnya sedangkan beruang tadi kembali berlari dan menyerang John dan Nagawa. Dengan cepat mereka berdua kembali menghindari serangan beruang tersebut.
John lalu menembakkan shotgunnya dan mengenai mata beruang tadi dan beruang tersebut mengerang kesakitan. Menyadari hal tersebut Nagawa lalu berlari dan melompat ke atas beruang itu. Nagawa lalu menusukkan kedua samurainya ke mata beruang yang satunya dan beruang itu kembali mengerang kesakitan dan rubuh dan mati.
"tembakkan bagus John" kata Nagawa.
"apa maksudmu tadi tentang terinfeksi secara langsung ?" tanya John sambil berjalan ke arah kedua pasangan yang mati tadi dan mengambil amunisi shotgun milik pasangan itu.
"maksud dari infeksi langsung itu tanpa gigitan dan sepertinya hewan itu salah satu hewan penelitian milik Darlin Corporation" jawab Nagawa.
Mereka berdua lalu kembali melanjutkan perjalanan mereka menuju University of Darlin. Sedangakan di tempat lain di salah satu gedung milik Darlin Corporation laki-laki yang mengenakan tuxedo putih mengawasi gerak-gerik mereka berdua. Tiba-tiba muncul seorang perempuan dari kegelapan.
"ada apa tuan memanggilku ?" tanya wanita tersebut.
"pergilah ke kota Rostgard dan berikan serum ini kepada Yadik, serum ini akan membuat ini semua menjadi lebih menarik" jawab laki-laki bertuxedo putih.
"baiklah tuan" kata perempuan tersebut.
Perempuan tersebut lalu mengambil serum yang di berikan oleh laki-laki bertuxedo putih itu dan kembali menghilang di kegelapan.
John dan Nagawapun hampir sampai di University of Darlin dan hanya tinggal melewati satu blok. Namun mereka di hadang oleh gerombolan zombi yang ada di jalanan. Para zombi itu tak menyadari akan kehadiran John dan Nagawa. Tiba-tiba terdengar suara dari arah utara dan terlihatlah sebuah helikopter melintas dengan cepat melewati gerombolan zombi, Nagawa dan John. Para zombi melihat ke atas dan berbalik arah dan para zombi itupun melihat ke arah John dan Nagawa.
Mereka berduapun lalu serentak menyerang gerombolan zombi tersebut. keheningan malampun kembali pecah oleh suara tembakan dari senjata milik John. Semakin mereka melawan, semakin banyak zombi yang berdatangan hingga John hampir kehabisan amunisi FN P90nya di tambah John yang kelelahan karena perjalanan. Nagawa yang menyadari hal tersebut lalu menarik John dan berlari masuk menuju taman di samping University of Darlin. Ditaman tersebut mereka berdua masuk ke dalam toilet umum dan bersembunyi di sana.
"ada apa Nagawa ?" tanya John.
"kita istirahat dulu di sini John" jawab Nagawa.
John hanya diam, dia lalu meletakkan FN P90 dan shotgunnya dan merebahkan badannya di lantai toilet untuk beristirahat sedangkan Nagawa mencuci muka dan membersihkan tubuhnya.
"hei Nagawa, aku boleh menanyakan sesuatu padamu ?" tanya John.
"silahkan" jawab Nagawa.
"mengapa kau tahu banyak tentang Darlin Corporation ini dan apakah benar kau orang yang bertanggung jawab atas kematian kelima teman Adams saat di RSP ?" tanya John.
"aku tidak terlibat dalam hal tewasnya kelima anggota RSP di kota Liberium, aku hanya orang yang berada di waktu dan tempat yang salah saat kejadian tersebut dan mengapa aku tahu banyak tentang Darlin Corporation itu karena kedua orang tuaku adalah peneliti yang bekerja di Darlin Corporation dan mereka tewas di kota Liberium saat terjadi tragedi yang tak bisa ku ceritakan" jawab Nagawa.
John hanya diam saja mendengar jawaban dari Nagawa dan dia mulai memejamkan matanya. Nagawa yang melihat John sudah tertidur, berjalan keluar dari toilet tersebut.
Terror of Darlin Corporation: The University of Darlin Part 7
Sementara itu, Kapten Adams bersama dengan Samuel dan Romy sudah sampai di University of Darlin dengan menggunakan mobil jeepnya. Mereka bertiga lalu turun dari mobil dan menyiapkan senjata yang akan di bawa. Samuel membuka terpal yang ada di bagian belakang mobil jeepnya dan ternyata di balik terpal tersebut perlengkapan senjata sangatlah lengakap.
"ternyata kau benar-benar tidak berubah samuel" kata Kapten Adams.
"tentu saja, mari kita balas perbuatan dia terhadap kelima teman kita" kata Samuel sambil mengambil senjatanya.
"senang bisa beraksi kembali bersama kalian berdua teman" kata Romy dengan semangat.
Mereka bertiga lalu masuk ke dalam University of Darlin secara perlahan-lahan. Sedangkan di ruang penelitian bawah tanah di University of Darlin, Yadik mengawasi gerak-gerik mereka bertiga melalui kamera pengawas yang ada di lorong-lorong University. Tiba-tiba Yadik di hubungi oleh seseorang yang menggunakan tuxedo putih.
"Yadik, kau sudah menjalankan dengan sangat bagus dan membuat ini menjadi menarik" kata laki-laki itu.
"tentu tuan, ini semua seperti yang anda perintahakan" kata Yadik.
"baiklah Yadik, buat menjadi lebih menarik, karena menurut data yang aku temukan, mereka bertiga adalah mantan anggota dari RSP" jelas laki-laki bertuxedo putih.
"tentu tuan, serahkan padaku" kata Yadik.
Yadikpun lalu mematikan telefonnya, dia lalu berdiri dari kursinya dan melihat ke arah belakang. Di belakangnya berdiri seorang yang mengenakan pakaian khusus dan memakai helm yang menutupi wajahnya.
"bawa anak buahmu dan hadang mereka bertiga" perintah Yadik.
Orang tersebut lalu berjalan keluar dari ruang milik Yadik yang ada di bawah tanah University. Yadik lalu kembali melihat Kapten Adams dan yang lainnya melalui layar cctv. Yadik meraih mikrofon dan menyalakannya.
"Salam untuk kalian bertiga yang telah datang ke University of Darlin" kata Yadik
Kapten Adams dan yang lainnya terkejut mendengar suara Yadik dari pengeras suara yang ada di dalam lorong University.
"siapa kau ?" tanya Samuel.
"perkenalkan, aku adalah Yadik, pengawas dan penanggung jawab di University of Darlin ini" jawab Yadik.
"kami tidak ada urusan denganmu kecuali jika kau adalah teman dari Hanzo Nagawa" kata Romy.
"tenang-tenang, Hanzo Nagawa juga musuh bagiku dan juga bagi Darlin Corporation. Terlebih aku juga tahu kejadian yang terjadi di kota Liberium." jelas Yadik.
"Apa maksudmu ?" tanya Samuel.
"aku tahu kalian adalah mantan dari anggota RSP yang ikut campur di kota Liberium. Sebenarnya di sini aku di perintahkan untuk membunuh kalian bertiga." kata Yadik.
"jangan main-main brengsek." teriak Kapten Adams.
"akan ku jelaskan, sebenarnya kematian kelima anggota RSP di kota Liberium saat itu bukan ulah Hanzo Nagawa, tapi perbuatanku yang juga di perintahkan untuk membunuh kalian semua, sama seperti saat ini dan kali ini aku akan menyelesaikan tugasku." jelas Yadik.
"Kurang ajar, dasar brengsek" hardik Samuel.
"carilah aku di ruang penelitian bawah tanah di University ini dan akan ku tunjukan yang namanya kebenaran, tapi sebelumnya, hadapi dulu pasukanku" tantang Yadik.
Tiba-tiba dari ujung lorong di depan Kapten Adams dan yang lainnya, muncul gerombolan zombi-zombi berlari menyerang mereka bertiga. Dengan sigap mereka bertiga lalu menembakkan senjatanya. Keheningan malampun terpecah oleh suara tembakan-tembakan milik Kapten Adams, Samuel dan Romy. Suara tembakan itupun membuat John yang tidur terbangun.
Saat John terbangun, Nagawa masuk ke tempat John bersembunyi di toilet di taman samping University of Darlin. John lalu bersiap dan membawa senjatanya berlari keluar. Terlihat kilatan-kilatan cahaya dari senjata yang ditembakkan dari dalam University. Nagawa lalu berlari ke sebuah pohon besar yang dekat dengan jendela atas milik University. Nagawa lalu naik ke pohon itu dan masuk ke dalam University of Darlin melalui jendela atas. Johnpun mengikuti Nagawa dan saat masuk ke University terlihat Nagawa sudah mulai bertempur melawan zombi-zombi.
John lalu menembakkan shotgunnya ke arah zombi-zombi yang ada di lantai atas. Mereka berdua lalu masuk ke dalam sebuah ruangan agas lebih mudah mengahadapi zombi-zombi yang tak ada habisnya itu. Malam itu benar-benar sangatlah ramai dengan suara tembakan senjata api dan rintihan para zombi-zombi.
Sepuluh menit kemudian akhirnya zombi yang ada di lantai atas sudah di habisi. Mayat dari zombi-zombi yang di bunuh oleh John dan Nagawa tergeletak dengan kepala pecah dan ada juga yang terpenggal. John dan Nagawa juga terlihat kelelahan setelah pertempuran tadi. Mereka berduapun lalu duduk dan bersandar di dinding. John melihat sebuah dokumen yang tercecer di ruangan tersebut. John membuka berkasnya dan dia membaca tentang pasukan khusus pelindung Darlin Corporation yang bernama Darlin Special Unit (DSU).
John menunjukkan dokumen tersebut kepada Nagawa dan dia menjelaskan kalau DSU terbentuk setelah RSP di bubarkan. Setelah tenaga mereka sedikit pulih, mereka lalu melanjutkan ke lantai bawah tempat Kapten Adams dan yang lainnya masih bertempur melawan zombi-zombi. Saat tiba di bawah dengan cepat John dan Nagawa membantai gerombolan zombi-zombi itu. Kapten Adams, Samuel dan Romy terkejut dengan kehadiran John, terlebih lagi dia bersama dengan Nagawa.
"apa yang kau lakukan dengan pembunuh itu John ?" tanya Kapten Adams.
"dia menolongku dan sudah menjelaskan padaku bahwa bukan dia yang membunuh kelima teman-temanmu" jawab John.
"siapa dia Kapten ?" tanya Romy.
"dia adalah John, remaja yang hanya lewat kota ini dan ku tangkap karena membawa senjata tajam" jawab Kapten Adams.
"lalu apa yang dia lakukan bersama dengan Nagawa ?" tanya Samuel.
"entahlah" jawab Kapten Adams singkat.
"ayolah teman, bukan Nagawa penyebab ini semua, tapi pendiri Darlin Corporation lah yang bertanggung jawab." jelas John.
"selama dia tidak berulah, aku bisa mempercayainya dan kau sebagai jaminannya John." kata Kapten Adams.
"baiklah, aku terima itu." kata John.
"lalu bagaimana sekarang Adams ?" tanya Samuel.
"kita pergi ke ruang bawah tanah." jawab Kapten Adams.
"tapi kita tidak tahu pintu masuknya." kata Romy.
"gunakanlah ini." kata Nagawa sambil melemparkan peta University of Darlin.
Kapten Adams lalu melihat peta itu dan mulai berjalan di ikuti yang lainnya. Mereka berjalan menyusuri lorong hingga tiba di sebuah pintu menuju lapangan belakang University of Darlin.
Terror of Darlin Corporation: The University of Darlin Part 8
Mereka berlima lalu berjalan menuju pintu belakang University yang langsung terhubung ke lapangan football. Saat Kapten Adams membuka pintu tersebut terlihat sepuluh orang mengenakan pakaian khusus berwarna hitam dan membawa persenjataan berat berdiri berjajar di tengah lapangan. Tak lama setelah itu, kesepuluh orang tersebut menembakkan senjatanya ke arah Kapten Adams dan lainnya yang berdiri di pintu belakang University.
Namun dengan cepat mereka semua dapat menghindar dan kembali masuk ke dalam University.
"sial, siapa mereka itu ?" tanya Samuel.
"kalau aku tidak salah, mereka adalah anggota DSU" jawab Nagawa.
"apa itu DSU ?" tanya Romy.
"Darlin Special Unit, yang fungsinya sama seperti RSP, namun mereka lebih berfokus ke perlindungan Darlin Corporation tidak seperti RSP yang juga sebagai pengamanan kota Rostgard" jawab Nagawa lagi.
"jadi mereka yang namanya DSU" kata Kapten Adams.
"jadi kau tahu tentang DSU itu Kapten ?" tanya Romy.
"dulu saat kita di RSP, terbentuknya DSU hanya sekedar isu belaka." jawab Kapten Adams.
"ya, DSU itu resmi di didirikan setelah RSP di bubarkan dan anggota dari DSU adalah para tentara bayaran yang berasal dari seluruh dunia." jelas Nagawa.
"lalu bagaimana cara menghadapi mereka ?" tanya John.
"selain kalah jumlah, kita juga kalah persenjataan, tapi jika jumlah mereka hanya tiga atau empat orang, kita bisa menang." jawab Nagawa.
"kalian tunggu di sini, aku punya kejutan untuk mereka" kata Samuel yang berdiri dan berlari keluar menuju mobil jeepnya.
Tak lama kemudian, Samuel kembali dengan menggendong sebuah tas dan juga satu buah RPG.
"dengan ini kita kalahkan mereka." kata Samuel sambil meletakkan RPG dan tasnya yang berisi sepuluh granat.
"baiklah, satu orang pegang RPG ini dan pergi ke lantai atas, yang lainnya masing-masing pegang granat ini dan pancing perhatian mereka agar tidak tahu keberadaan orang yang membawa RPG di atas." jelas Kapten Adams.
Tiba-tiba terdengar suara lagkah kaki yang berasal dari lorong yang menuju ke arah mereka. Muncul sesosok laki-laki dari kegelapan lorong.
"apa kalian akan bersenang-senang tanpaku ?" tanya laki-laki itu.
"Opsir Melvin, ternyata kau masih hidup." kata John.
"senang kau kembali Melvin." tambah Kapten Adams.
"tapi, bagaimana kau bisa selamat ?" tanya John.
"aku dapat sedikit bantuan dari Nagawa, John" jawab Opsir Melvin.
"sudah kubilang kan Adams, Nagawa bukan orang jahat" kata John.
"aku akan membawa RPG di lantai atas, sekaligus dapat melindungi kalian dari atas." kata Opsir Melvin.
"baiklah, saat kami keluar dan serang para DSU itu, tembakkan RPG ke arah mereka agar formasi mereka terpecah dan dapat kita serang dengan granat." jelas Kapten Adams.
Opsir Melvinpun membawa RPG dan L96 A1nya ke lantai atas dan bersiap. Kapten Adams dan yang lainnya langsung membuka pintu dan mulai menembakki para anggota DSU yang masih berdiri di tengah lapangan. Baku tembakpun terjadi antara mereka, saat mendapat bidikan yang bagus, Opsir Melvin langsung menembakkan RPGnya ke arah ke sepuluh anggota DSU tersebut. Kapten Adams dan yang lainnyapun mulai melempar granat dan alhasil formasi ke sepuluh anggota DSU itu terpecah.
Dengan cepat Nagawa memanfaatkan kesempatan itu dan langsung menyerang anggota DSu dengan pedangnya. Delapan anggota DSUpun tewas dan dua lainnya terluka parah. Kapten Adams dan yang lainnyapun menghampiri ke dua anggota DSU yang terluka parah itu.
"dimana Yadik ?" tanya Kapten Adams.
"kalian akan mati" jawab salah satu anggota DSU yang kakinya hancur terkena granat.
"jawab pertanyaanku bodoh, aku tidak main-main, aku akan membunuhmu." bentak Kapten Adams.
Bukannya menjawab, anggota DSU itu meraih pistol yang ada di sampingnya dan menodongkan ke arah Kapten Adams. Anggota DSU itupun lalu di tembak tepat di kepalanya oleh Opsir Melvin yang masih mengawasi dari atas dengan senjata snipernya. Samuelpun menyeret satu anggota DSU yang tersisa dan membantingnya.
"sekali lagi ku tanya, dimana Yadik ?" tanya Kapten Adams.
Tiba-tiba Nagawa lalu menebaskan pedangnya ke leher anggota DSU itu dan seketika anggota DSu itu terpenggal.
"apa-apan kau ini Nagawa ?" tanya Romy.
"jangan bertindak semaumu sendiri brengsek." kata Kapten Adams.
"ayolah, mereka itu anggota DSU sekaligus tentara bayaran, mana mungkin mereka akan buka mulut." jawab Nagawa.
Tiba-tiba Opsir Melvin berteriak dan menunjuk ke arah pintu yang ada di bawah tribun penonton. Saat dilihat, tanpa disadari ada seorang lagi anggota DSU yang berdiri menggendong senjata M16 di pundaknya.
"buang senjatamu." teriak Samuel.
"baiklah." jawab anggota DSU itu sambil membuang senjatanya dan berjalan mendekati Kapten Adams dan yang lainnya.
"dimana Yadik ?" tanya Kapten Adams.
"dia ada di ruang bawah tanah dan jalan satu-satunya adalah melewati pintu itu." jawab anggota DSU itu.
"antar kami kesana." kata John.
"tapi tidak gratis, aku akan mengantar jika kalian berhasil mengalahkanku." kata anggota DSU itu sambil meraih pisau machete yang ada di punggungnya.
"itu milikku." kata John dengan terkejut.
"oh, ini milikmu ya, aku ambil saat mampir ke kantor polisi saat aku ingin mengunjungi teman lama." jelas anggota DSU itu sambil menunjuk Nagawa.
"siapa kau dan apa maumu sebenarnya?" tanya Romy.
"aku hanya ingin membunuh laki-laki yang bernama Hanzo Nagawa." jawab anggota DSU itu.
"siapa yang menyuruhmu untuk membunuhku ?" tanya Nagawa.
"tentu saja tuanku, tuan Austin Darlin" jawab anggota DSU itu.
"hanya satu orang yang memanggil pak tua itu dengan nama lengkap dan panggilan tuan." kata Kapten Adams.
"tapi itu tidak mungkin, karena dia sudah mati...." tambah Samuel.
"di dunia ini tak ada yang tidak mungkin kakak." kata anggota DSU itu yang membuka helmnya.
"Simon....?" kata Samuel sambil terkejut.
"tidak mungkin, aku melihat sendiri saat kau jatuh." tambah Romy.
"sayangnya saat jatuh aku masih hidup dan di tolong oleh tuan Yadik dan di jadikan anggota DSU" jelas anggota DSU itu yang ternyata Simon, mantan anggota RSP dan juga adik dari Samuel.
Terror of Darlin Corporation: The University of Darlin Part 9
"Simon, kau masih hidup." kata Samuel sambil berjalan menghampiri Simon.
"jangan mendekat Samuel" kata Simon sambil mengacungkan machetenya ke arah Samuel.
"aku ini kakakmu..." kata Samuel.
"aku tahu, tapi aku di sini bukan untuk reuni dengan kalian yang telah meninggalkanku," jelas Simon.
"lalu, apa yang kau mau ?" tanya Kapten Adams.
Simon diam tak bicara dan hanya mengarahkan pisau machetenya ke arah Nagawa.
"Hanzo Nagawa, anak pertama dari pasangan dari Freddy Jackson dan Lin Jackson, salah satu peneliti di Darlin Corporation yang sangat di andalkan. Sayangnya pasangan berbakat itu mati." jelas Simon.
"apa maksudmu ?" tanya Kapten Adams.
"Sepertinya sentuhan pedangmu semakin berkembang sejak pertama kita bertemu" kata Simon.
"jawab pertanyaanku Simon !" bentak Kapten Adams.
"aku ingin membunuh Hanzo Nagawa, karena dia terlalu tahu banyak tentang Darlin Corrporation dari kedua orang tuanya yang telah mati. Maka, jangan halangi aku" jawab Simon.
"baiklah, aku sudah tidak tahan, ayo segera kita mulai semua ini" kata Nagawa mengeluarkan kedua samurainya.
Nagawa lalu berlari menyerang Simon dengan kedua samurainya. Serangan pembuka Nagawa dapat di tangkis oleh Simon dengan machetenya. Pertarungan antar senjata jarak dekatpun berlangsung dengan sangat seru.
"ini tak akan mudah" kata Kapten Adams.
"apa maksudmu Adams ?" tanya John.
"di RSP, Simon adalah orang yang pandai dalam menggunakan semua senjata jarak dekat dan saat pertemuan pertama kami dengan Nagawa mereka berdua sempat berlatih bersama." jawab Kapten Adams.
Pertempuran antara Nagawa dan Simonpun berjalan sengit. Tangan Nagawa sempat terkena serangan dari Simon hingga Nagawa terpental dan terlihat tangan Nagawa sobek dan berdarah.
"apa yang kalian lihat, cepat cari Yadik" teriak Nagawa.
Kapten Adams dan yang lainyapun berlari menuju pintu yang di gunakan Simon keluar dari lorong bawah tanah. Simon melompat untuk menghalangi mereka, namun Nagawa menghalangi Simon. Baru kali ini John melihat kemampuan pedang Nagawa dapat di imbangi oleh orang lain, bahkan dengan hanya menggunakan machete.
Kapten Adams dan yang lainnyapun kembali berlari masuk ke lorong bawah tanah dan Nagawa masih meladeni Simon bertarung. Di tempat lain di ruang milik Yadik, Yadik sedang mengawasi pertarungan antara Nagawa dan Simon. Tiba-tiba sesosok perempuan muncul dari kegelapan.
"apa yang kau lakukan di sini Rachele ?" tanya Yadik.
"bagaimana kau tahu ini aku ?" jawab perempuan bernama Rachele.
"hanya kau yang dapat melakukan hal itu sayang" jawab Yadik.
"jangan terlalu memujiku, aku kemari karena ketua menyuruhku mengantarkan serum ini kepadamu" kata Rachele.
"cih, tanpa serum itupun aku juga bisa mengalahkan mereka semua" kata Yadik sombong.
"terserah kau mau menggunakan ini atau tidak, aku letakkan disini. Yang pasti, tuntaskan tugasmu itu." kata Rachele sambil meletakkan sebotol kecil serum di atas meja Yadik.
Perempuan bernama Rachele itu lalu berjalan ke dalam kegelapan di ruangan itu dan menghilang. Sementara itu di lorong bawah tanah Kapten Adams, John, Romy dan Samuel masih berlari menuju ruang Yadik. Lorong itu gelap dan hanya di beri penerangan obor di dinding lorong yang dingin dan lembab. Merekapun tiba di sebuah pertigaan lorong yang membuat mereka bingung.
"bagaimana ini, kanan atau kiri ?" tanya Samuel.
"entahlah Samuel, di peta tidak ada keterangan yang menunjukkan jalan di lorong bawah tanah ini" jawab Romy.
Saat melihat ke arah lorong sebelah kanan, John melihat seorang perempuan melambai kerahnya seolah memberi tahu jalan yang benar. Tanpa berkata apapun, John berlari ke lorong sebelah kanan. Kapten Adams, Romy dan Samuelpun tak berkomentar apapun dan berlari mengikuti John. Setelah berlari selama lima menit, mereka sampai di sebuah ruangan kerja dimana meja-meja tertata rapi dengan penerangan obor dan di ujung ruangan tersebut terdapat pintu besi hitam.
"akhirnya kalian sampai juga" kata Rachele yang tiba-tiba muncul di belakang mereka.
Merekapun terkejut dan langsung menoleh serta menodongkan senjata mereka ke arah Rachele.
"wow, santai saja" kata Rachele yang menghilang di kegelapan dan muncul kembali di dekat pintu besi di ruangan tersebut.
"bagaimana bisa ?" tanya John.
"itu rahasia sayang." jawab Rachele.
"siapa kau ?" tanya Kapten Adams.
"perkenalkan, aku Rachele, salah satu ksatria di Darlin Corporation ini" jawab Rachele.
"jadi, kau akan menghalangi kami juga seperti Simon ?" tanya Romy.
"tentu saja tidak, aku akan menghadapi kalian bersama dengan Yadik" jawab Rachele singkat.
"bicara apa kau ini Rachele" kata Yadik yang membuka pintu besi di ruangan itu dan keluar dari ruangannya.
Muncullah laki-laki menggunakan tuxedo hitam sambil membawa sebotol air mineral.
"jadi kau yang bernama Yadik ?" tanya Samuel.
"benar dan aku akan membunuh kalian semua." jawab Yadik sambil meminum air mineral yang di bawanya.
"kau akan membayar kematian teman-teman kami di kota Liberium." kata Kapten Adams.
"tunggu dulu, aku beri bocoran sedikit, seperti yang kau lihat, Simon yang kalian kira mati masih hidup kan, selain Simon, sebenarnya ada satu orang lagi." jelas Yadik.
"apa maksudmu ?" tanya Samuel.
Yadik lalu mengambil ponselnya dan melakukan panggilan video ke seseorang. Tak lama kemudian, panggilan di ponsel Yadik di jawab oleh seorang laki-laki.
"ada apa tuan Yadik ?" tanya laki-laki itu.
"hubungkan aku ke agent 66" jawab Yadik.
"baik tuan." kata laki-laki itu.
Tak lama kemudian, seorang perempuan menjawab panggilan video milik Yadik.
"ada apa tuan Yadik ?" tanya perempuan itu.
"agent 66, ada seorang yang ingin berbicara denganmu" jawab Yadik.
Yadik lalu membalikkan poselnya ke arah Kapten Adams dari jauh dan seketika raut wajah Kapten Adams berubah. Begitu juga dengan Romy dan Samuel yang sangat terkejut dengan sosok perempuan itu.
"Laura....." kata Kapten Adams.
"bagaimana kau tahu namaku, suara itu, Adams, apakah itu kau ?" tanya agent 66 yang bernama Laura.
"ya, ini aku, kau masih hidup Laura." kata Kapten Adams.
"Adams, aku bukan Laura yang dulu, setelah kejadian di kota Liberium namaku kini agent 66, jadi lupakan aku." kata Laura sambil menutup panggilan video dari ponsel Yadik.
"apa yang kau lakukan padanya brengsek...!!" teriak Kapten Adams.
"kau sendiri yang meninggalkannya Adams." jawab Yadik santai.
"mari kita mulai pertarungan kita." tambah Yadik sambil mearuh kembali ponselnya di dalam tuxedo hitamnya.
"kau akan mati brengsek...!!!" teriak Kapten Adams yang menembakkan M16nya ke arah Yadik dan Rachele.
John, Romy dan Samuelpun mulai menembakkan senjatanya ke arah Yadik dan Rachele, tapi dengan cepat Yadik dan Rachele dapat menghindari semua tembakan Kapten Adams dan yang lainnya. Bahkan dengan kecepatan yang melebihi Nagawa, Yadik dan Rachele melucuti senjata Kapten Adams dan yang lainnya. Samuel dan Romy di pukul oleh Rachele hingga terpelanting dan menabrak tembok, sedangkan Kapten Adams dan John di pukul oleh Yadik dan menghantam meja-meja di ruangan tersebut.
"Rachele, pergilah, biar aku saja yang urus semua ini" kata Yadik.
"baiklah, terserah kau saja." kata Rachele yang berjalan ke arah kegelapan dan menghilang.
"baik, ayo kita mulai pembunuhan ini" kata Yadik sambil menhampiri Kapten Adams dan John yang tergeletak.
Yadik lalu mencekik John dan mengangkatknya dengan satu tangan kanan. Kapten Adams lalu bangkit berusaha menolong John, namun percuma saja. Pukulan-pukulan dari Kapten Adams tak berpengaruh apapun ke Yadik. Dengan tangan kiri Yadik malah mencekik Kapten Adams dan mengangkatnya. Samuel yang sudah bangkit berusaha menolong Kapten Adams dan John, namun belum sempat dia memukul, Yadik sudah menendangnya dan dia kembali terpental hingga terbentur tembok.
Romypun mengambil sebalok kayu pecahan dari meja yang hancur dan langsung memukulkannya ke arah kepala belakang Yadik. Yadik lalu melepaskan cekikkannya dan memegangi kepala bagian belakang yang di pukul oleh Romy. Saat melihat tangannya, Yadik melihat darah. Dengan sangat marah Yadik lalu berbalik arah dan dengan gerakan cepat Yadik memukul Romy hingga Romy terpental dan membentur tembok dengan keras.
Samuel, John dan Kapten Adams belum bangkit karena masih kesakitan akibat serangan dari Yadik. Yadik lalu menghampiri Romy yang sudah tak berdaya, dari belakang, John sayup-sayup melihat kepala bagian belakang Yadik berdarah hebat. Yadik lalu kembali meraih Romy dan memukulnya dan membantingnya di lantai. Dengan keras, Yadik menendang tepat di wajah Romy hingga tubuh Romy terpental dan kembali membentur tembok. Samuel yang sudah bangkit melihat Romy sudah tak berdaya lagi dengan darah memenuhi wajahnya.
Kapten Adams lalu bangkit dan mencoba memukul Yadik, namun lagi-lagi serangan Kapten Adams dapat kembali di tangkis dan dengan cepat John mengambil shotgunnya yang jatuh dan memukulkannya ke arah wajah Yadik dan mengenainya dan membuat Yadik terjatuh.
"Samuel, periksa keadaan Romy" teriak Kapten Adams sambil mengambil M16nya.
Yadik yang terjatuh mulai bangkit, terlihat wajah Yadik lebam karena pukulan dari John dengan menggunakan shotgunnya tadi. Belum sempat berdiri penuh, Yadik sudah di berondong tembakan oleh Kapten Adams dan juga John. Yadikpun kembali terjatuh dengan darah yang mengucur banyak dari tubuhnya akibat tembakan dari Kapten Adams dan John. Kapten Adams melihat ke arah Samuel yang berada di samping Romy dan saat melihat, Samuel menggeleng-gelengkan kepalanya.
Kapten Adams lalu berjalan ke arah Yadik yang sudah tak bergerak dan dia merogoh tuxedonya dan mengambil ponsel milik Yadik.
"Samuel, kau bawa Romy, John amankan bagian belakang, aku bagian depan, kita keluar dari sini." jelas Kapten Adams.
Merekapun lalu bergegas membawa Romy untuk segera pergi meninggalkan jasad Yadi di ruangan bawah tanah. Saat berlari di lorong, mereka kembali di hadang oleh Rachele.
"sial, apa maumu, Yadik sudah ku bunuh." teriak Kapten Adams.
"apa kau yakin ?" tanya Rachele.
Kapten Adams tak menjawabnya dan hanya diam. Rachele lalu melihat ke arah Samuel yang membopong Romy.
"sebenarnya aku disini tidak untuk menghalangi kalian, aku hanya ingin memberi tahu bahwa aku sudah mengaktifkan bom di tempat ini dan University ini akan meledak dua puluh menit lagi, jika kalian ingin pergi silahkan." jelas Rachele.
"untuk menghilangkan jejak bukan ?" tanya Kapten Adams.
Rachele tidak menjawab hanya tersenyum. Kapten Adams dan yang lainnyapun kembali berlari mencoba keluar dari lorong bawah tanah itu. Rachele pun berjalan menuju tempat Yadik. Saat keluar dari lorong, terlihat Simon masih bertarung dengan Nagawa. Masing-masing mendapatkan luka sayatan-sayatan yang parah dari senjata Nagawa dan Simon.
"Nagawa, ayo kita pergi, tempat ini akan segera meledak." kata John.
"apa kau akan lari ?" tanya Simon.
"tidak akan...!" jawab Nagawa.
Nagawpun melanjutkan pertempurannya melawan Simon, sedangkan Kapten Adams, John dan Samuel mencoba membawa Romy pergi dari tempat itu untuk mendapatkan pertolongan. Di ruang bawah tanah, terlihat Yadik sudah tak ada di ruang dimana dia tergeletak tadi. Yadik ternyata masih hidup dan masuk ke ruang pribadinya dan mengambil serum yang di berikan oleh Rachele, Yadik lalu meminum serum tersebut dan mulailah mutasi terhadap tubuh Yadik.
Di lapangan, Opsir Melvin sudah berlari mencoba membantu Samuel membopong Romy dan membawanya keluar dari University, sedangkan Kapten Adams dan John masih di lapangan University untuk mengajak Simon dan Nagawa pergi. Tiba-tiba dari kegelapan muncul Rachele yang berdiri di atas papan skor di ujung lapangan tersebut.
"Simon, ayo kita pergi." teriak Rachele.
"nyonya Rachele, tapi..., sial, kita lanjutkan lain waktu Nagawa." kata Simon.
Simon lalu berlari dan melompat ke arah Rachele dan mereka berduapun menghilang. John berlari ke arah Nagawa dan berusaha membantunya karena Nagawa mendapat luka yang cukup parah. Belum sempat mereka keluar dari lapangan University, tiba-tiba tanah bergetar dan dari tanah muncullah sesosok monster tanaman pemakan serangga hasil mutasi dari serum yang di minum oleh Yadik.
"berengsek, mengapa masih ada saja...!!" teriak Kapten Adams.
"tanaman, Nagawa, kau bilang tanaman belum bisa termutasi" tanya John.
"entahlah John, mungkin ini penemuan terbaru mereka" jawab Nagawa dengan suara berat.
Yadik yang sudah termutasi itupun menyerang Kapten Adams dengan akar yang keluar dari tanah. Kapten Adamspun terpental, John menembakkan shotgunnya ke arah Yadik yang termutasi itu namun ternyata serangan senjata api tidak berpengaruh. Kapten Adams lalu bangkit, namun satu akar dari tubuh Yadik yang termutasi kembali muncul dari tanah dan berbentuk runcing bersiap menusuknya. Tiba-tiba terdengar suara gemuruh dari langit dan muncullah satu blackhawk dan satu helikopter penumpang.
Blackhawk itu lalu menyerang Yadik yang termutasi dengan roket dan terlihat serangan tersebut sangat berpengaruh sedangkan helikopter penumpangpun mendarat di depan University. Dengan tembakkan lima roket akhirnya Yadik yang bermutasi tumbang dan mati mengering bagaikan tanaman yang layu. John pun membantu Kapten Adams dan Nagawa berdiri dan berjalan keluar dari University. Di depan University terlihat Samuel sudah didalam helikopter penumpang bersama dengan Romy yang terbaring dan Opsir Melvin. Di Helikopter bagian depan, terlihat dua orang duduk di kendali heli. Mereka bertiga lalu masuk ke dalam helikopter itu dan mulai take off meninggalkan University diikuti oleh Balckhawk tadi.
Tak lama setelah mereka meninggalkan University of Darlin, bom yang di aktifkan oleh Rachele meledak dan menghancurkan University of Darlin beserta kota Rostgard yang di penuhi oleh warga-warga yang sudah berubah menjadi zombie.
Terror of Darlin Corporation:The University of Darlin Ending Part
Kapten Adams, John, Nagawa, Samuel, Opsir Melvin dan Romy yang terluka dengan pertolongan helikopter meninggalkan Kota Rostgard yang sudah hancur akibat ledakan bom. Di dalam heli, Romy dengan tenaga yang tersisa meraih tangan Samuel.
"Romy, jangan bergerak, kami akan menyelamatkanmu" kata Samuel.
"tidak kawan, aku sudah selesai." kata Romy dengan suara berat.
"bicara apa kau ini, bertahanlah" kata Kapten Adams.
"tidak Kapten, terima kasih aku sudah bisa beraksi kembali bersamamu kapten, Samuel, tolong sampaikan kepada Emily aku tewas dengan berani dan katakan aku sangat mencintainya, kawan, jagalah dia." kata Romy.
"kau akan mengatakannya sendiri...!!!" kata Samuel.
Tanpa menjawab Romy lalu memnghembuskan nafas terakhirnya, dia tewas karena luka parah di bagian kepala dan dadanya. Kapten Adams dan Samuelpun tertunduk dan nampak suasana berduka menyelimuti mereka yang ada di heli tersebut. Heli itupun membawa mereka ke sebuah cam militer yang cukup besar di suatu tempat. Saat mendarat, tim medis lalu membawa jasad Romy dan membawa Nagawa ke tempat pengobatan. Kapten Adams, John, Samuel dan Opsir Melvinpun di antar oleh seorang anggota militer berpakainan lengkap yang duduk di depan di heli tadi ke sebuah tenda untuk beristirahat.
Saat masuk ke tenda itu, terlihat Cindy, Carl dan Cathrine sedang beristirahat di atas kasur lipat yang ada di dalam tenda. Cindy terbangun dan melihat John, dia langsung berlari dan memeluk John.
"syukurlah mereka menemukanmu John." kata Cindy.
"jadi kau yang memberi tahu mereka ?" tanya John.
"ya, setelah kau dan Nagawa pergi dari terminal, sebuah heli datang dan menjemput kami, aku menjelaskan semuanya dan akhirnya mereka percaya bahawa kau masih hidup." jelas Cindy.
"terima kasih Cindy..." kata John.
Mereka lalu beristirahat di tenda itu karena waktu juga sudah menunjukkan jam 3 pagi dan mereka semua belum sempat beristirahat setelah pertempuran di Kota Rostgard. Pagi harinya jam 7 pagi, John terbangun dan melihat Kapten Adams sudah tak ada di tempatnya. John lalu keluar dari tenda untuk mencari Kapten Adams dan menjenguk Nagawa yang mendapatkan perawatan. Terlihat para pasukan militer berpakaian lengkap berjaga di setiap tenda, John lalu berjalan menuju tenda medis. Belum sempat dia masuk, Nagawa keluar dengan perban membalut tangannya.
"Nagawa..." sapa John.
"hei John..." jawab Nagawa sambil berjalan keluar.
"mau kemana kau ?" tanya John.
"mau pergi dari sini" jawab Nagawa.
"apa maksudmu ?" tanya John lagi.
"pergi dari sini, untuk meneruskan misiku menghancurkan Darlin Corporation yang telah membuat orang tuaku tewas" jawab Nagawa sambil menyarungkan kedua samurainya di pinggangnya.
"tunggulah disini untuk sementara" kata John.
"biarkan saja dia John" kata Kapten Adams yang tiba-tiba muncul.
"Adams...?" kata John.
"ini, gunakan untuk melacak anggota pembesar dari Darlin Corporation" kata Kapten Adams sambil mengeluarkan ponsel yang diambil dari Yadik.
"terima kasih" kata Nagawa sambil berjalan keluar meninggalkan John dan Kapten Adams untuk meneruskan misinya.
Kapten Adams dan Johnpun berjalan menuju tendanya, saat masuk kedalam tenda, terlihat Samuel dan Opsir Melvin sedang minum kopi, sedangkan Cindy, Carl dan Cathrine masih bebenah kasur lipat mereka. John dan Kapten Adams lalu duduk di kasur mereka.
"bagaimana rencana kita selanjutnya Kapten ?" tanya Opsir Melvin.
"aku akan mencari Laura" jawab Kapten Adams.
"baiklah, aku ikut denganmu, kapten" kata Opsir Melvin.
"aku juga ikut denganmu Adams" tambah Samuel.
"baiklah, bagaimana denganmu John ?" tanya Kapten Adams.
"aku akan ke Kota Sunhope untuk menjemput ibu dan kedua adikku" jawab John.
"John, tapi aku sudah berencana untuk tetap di camp ini bersama Carl dan Cathrine dan aku berharap kau ikut dengan kami" kata Cindy.
"maaf sayang, mereka adalah keluargaku, aku berjanji, jika sudah menemukan mereka, aku akan kembali ke cam ini." jelas John.
Percakapan merekapun terhenti karena seorang laki-laki berpakaian militer masuk ke tenda mereka dan ternyata orang itu adalah salah satu pilot heli yang menolong mereka.
"Permisi, aku di perintahkan komandan untuk membawa Adams, Samuel, Melvin dan John untuk menuju tenda besar" kata laki-laki itu dengan tegas.
Merekapun berdiri dan berjalan mengikuti laki-laki itu ke sebuah tenda besar, di dalam tenda sudah menanti dua orang lainnya yang duduk di kursi yang terjajar rapi. Laki-laki itu lalu mempersilahkan Kapten Adams dan yang lainnya untuk duduk.
Tak lama kemudian datang seorang laki-laki berumur sekitar tigapuluh limatahuanan dengan baret hijau dan berpakaian militer lengkap masuk ke tenda itu.
"Selamat pagi semuanya, maaf mengganggu waktu makan pagi kalian, perkenalkan, aku Komandan Viktor, Komandan dari Satuan Keamanan Rahasia Internasional atau biasa di sebut ISU yang saat ini menyatakan perang terhadap Darlin Corporation." kata laki-laki bernama Komanadan Viktor itu.
"lalu apa maksudnya kami di panggil ke sini ?" tanya Kapten Adams.
"kalian akan di jadikan anggota dari ISU, perkenalkan kedua laki-laki itu adalah Sersan Tony dan Billy yang ada di heli yang menyelamatkan kalian, sedangkan yang perempuan adalah Kapten Natasya yang Mengendarai Blackhawk. Gunakan lencana ini dan dengan bangga kalian akan masuk kedalam Satuan Keamanan Rahasia Internasional...." kata Komandan Viktor dengan tegas.
Adams, John, Samuel dan Melvinpun kini bergabung di Satuan Keamanan Rahasia Internasional (ISU) yang berperang menghadapi Darlin Corporation yang juga memudahkan mereka mencapai keinginan mereka saat ini.