Aku tinggal di Michigan,Aku tidak pernah keluyuran di hutan pada saat malam sebelumnya. Hal tersebut membuatku amat sangat tidak nyaman. Tapi bagi temanku, Charlie malah kebalikannya, dia gemar sekali keluar malam dan berjalan jalan entah itu ke hutan ataupun empta lainnya. Pada suatu malam dia mengajaku untuk pergi ke hutan, yan jelas saja aku menolaknya, sampai dia berjanji padaku untuk memperlihatkanku sesuatu yang sangat menarik. Rasa ingin tahuku menjadikanku mengiyakan ajakannya.
Sekitar pukul 8 malam dia berhenti di depan rumahku dan mengklasonku untuk segera kelar rumah. Agak berbeda dari kebiasaannya, biasanya dia akan mampir duduk dulu beberapa menit ketika menjemputku. Dia pasti sangat tidak sabar untuk segera berangkat. Aku pernah pergi keluar dengannya biasanya dia agak sedikit kaku. Pandangan selalu ke depan, tidak ada mengebut atau berjalan lambat, dan kami seringkali berdiskusi tentang banyak hal, tidak hanya duduk di bangku mobil yang kupikir akan sangat membosankan. Pergi dengannya seolah olah ada sebuah aturan yang harus ditaati, seperti bahwa sebuah perjalanan haruslah menjadi sebuah seni.
Aku kemudian keluar dengan beberapa persiapan, beberapa set baterai, dan bahkan aku membawa pisau berburuku hanya untuk berjaga jaga.
“so Charlie, mengenai hutan ini…” kataku
“yeah?” jawabnya
“dimana letaknya? Kita sudah beberapa jam berkendara dan aku merasa idak sabar untuk segera sampai, kupikir kita akan berjalan bukan naik mobil”
“gak usah rewel kayak emak emak pkk deh. Kau akan segera tahu begitu sampai disana”
“yah terserah aja… tapi apa yang menyebabkan hutan ini menjadi angker?”
“pernah suatu hari aku menjadi sangat bosan dan kemudian melakukan searching tentang beberapa tempat angker di sini, salah satunya yang terdekat adalah seven gobles. Nampaknya beberapa tahun yang lalu, sekitar 100-200 tahun yang lalu tepatnya.. tempat ini pernah dijadikan tempat para penyihir berada. Aku tidak tahu apa alasannya, tapi kurasa mereka mengutuk tempat ini. ada sebuah jalan khusus di antara pepohonan disana dan jika kita mendengar teriakan, orang terakhir yang keluar dari tempat tersebut entah karena sebab apa akan mati.
Beberapa tahun berikutnya beberapa orang, pindah dan menghuni rumah bekas penyihir tersebut. Ada sebuah keluarga; seorang ayah, ibu dan dua anak gadis. Suatu malam ayah mereka mejadi gila, dia ambil shotgun dan menembak isterinya. Tidak sampai situ saja, dia kemudian mengunci dua gadisnya di sebuah ruangan di rumah tersebut dan membakar mereka hidup hidup. Suami tersebut hendak mengakhiri semuanya dengan menembak dirinya sendiri, namun tiba tiba dia menemukan sebuah tali yang nampaknya sudah membentuk sebuah simpul yang gak tahu darimana asalnya, maka diapun kemudian memilih untuk bergantung diri ria. Legenda telah terbukti, kutukanlah yang membuatnya menjadi gila malam itu.
Kemudian aku mulai bertanya kepada penduduk sekitar, dan beberapa informasi mengatakan bahwa ditempat itu seringkali terjadi kejadian ganjil; ponsel mati, sinyal hilang, orang orang melihat gadis kecil yang menari dengan sebuah pohon, suara teriakan…. Well.. cukup menarik”
“… ok. Tapi darimana kamu tahu bahwa itu semua hanyalah akal akalan penduduk setempat untuk menakuti pengunjung? Maksudku jika tempat ini seseram yang mereka katakan dan berada dalam daftar teratas tempat paling mengerikan tentunya banyak orang orang goblok macam kita yang bakalan lalu lalang disana bukan? dan tentu saja hal ini akan membuat penduduk setempat terganggu dan terusik. Maka dari itu aku yakin penduduk setempat mengarang hal tersebut hanya untuk menakuti pendatang” jawabku
“hey… aku tidak mengatakan hal lainnya… tapi gimanapun juga kita akan kesana” jawab Charlie lagi
“yah… terserah saja”
“oh ya… satu hal lagi, nampaknya tidak ada seorangpun yang dapat menemukan rumah itu. Itu adalah hal terakhir yang kubaca. Terlalu banyak pepohonan, dan banyak jalan yang tidak ditandai. Ada sebuah jalur utama yang menuju tengah hutan dan kita harus melalui sebuah lading jagung yang dikelilingi oleh pepohonan. Sekitar dua jam setelah melewati area itu kemudian kita akan menjumpai sebuah area lain yang belum terpetakan, disanala rumah itu berada seharusnya”
“dan kita akan mencari rumah itu? Ditengah malam gelap seperti ini?”tanyaku lagi
“pengennya sih gitu… tapi saat ini aku hanya sedang mood untuk berjalan jalan malam saja. Tapi kayaknya kamu cukup tertarik dengan hal ini bukan? Mungkin memang kamu harus punya petualanganmu sendiri untuk kau bangga banggakan nantinya eh..” jawabnya
“hmm… yah seperti itulah… jadi berapa jauh lagi?”
Akhirnya kami sampai ke jalanan tak beraspal ini, seven gables. Tempat ini hanya sepanjang 4 menit lamanya untuk disusuri, dan berujung pada sebuah gerbang yang mengantarkan kami menuju pepohonan. Jalan disini Nampak begitu lebar, terlalu lebar untuk mengira bahwa ada sebuah rumah berhantu disana.
Pada saat ini aku teringat sebuah kejadian beberapa waktu lalu mengenai seorang cheerleader dan suadara perempuannya yang pernah ke sekolahku. Mereka mengalami sebuah kecelakaan bersama dengan seorang pemuda mabuk dari sebuah pesta dansa. Namun beberapa rumor mengatakan bahwa mereka telah mengunjungi tempat ini sebelumnya bersama beberapa teman lainnya. Mereka merupakan orang terakhir yang keluar dari property ini, dan ketika tiba tiba mereka dicegat oleh sesuatu. Mereka mengebut pulang dan ketika sudah nyaris sampai rumah, kecelakaan itu terjadi. Aku ingat bahwa aku mendapat sebuah undangan untuk menghadiri pemakaman mereka, namun aku tidak datang. Namun aku berpikir bahwa semuanya hanyalah merupakan sebuah kebetulan belaka.
Charlie mengatakan bahwa menurut catatan yang dia dapatkan dari penelususrannya
“ayo banci”
Aku berlagak ketakutan dan bersikap enggan, dia melotot lagi kepadaku dan kemudian mulai melangkah masuk. Aku mengikutinya dibelakang. Kami berjalan menyusuri hutan sekitar satu jam lamanya, kuambil ponselku untuk melihat jam. Saat itu sudah pukul 00.40 dinihari sedangkan kami mulai berjalan sekitar pukul 11.22.
Ketika aku mengambil ponselku, aku melihat bahwa tidak ada jaringan di tempat itu. Aku memperlihatkann
Kami saat itu memang sedang ada dalam keadaan sedikit mabuk, dan aku menjadi paranoid ketika mabuk, namun saat itu aku begitu yakin aku mendengar beberapa suara. Suara itu bukan seperti suara ranting atau dedaunan, bukan pula seperti suara burung hantu atau katak, namun lebih terdengar seperti suara berdebum dari kejauhan. Bukan pula sebuah letusan, namun kurasakan sebagai sebuah suara dentuman bergetar saat sesuatu yang berat dan besar menapak pada tanah. Aku menanyakan hal ini pada Charlie, namun dia mengatakan :
“suara itu semakin terdengar keras saat kita menyusuri jalan ini, aku sudah cukup lama mendengar sebelum kau mendengarnya, namun aku tidak akan mengatakan apapun”
Setelah beberapa mendengarkan secara seksama, kupikir Charlie memang benar, suara itu semakin keras terdengar. Kami bahkan mulai merasakan getaran di tanah yang kami pijak. Akhirnya suara itu semakin keras terdengar, semaki keras dan semakin keras… seperti kami berdiri di depan sound system dari sebuah pagelaran music rock… dan kemudian suara itu berhenti sama sekali secara tiba tiba.
Ketika suara itu berhenti, kami mendekati sebuah belokan di jalur yang kami lalui. Ketika kami melewati belokan tersebut, kami menemukan ladag jagung yang telah disebutkan Charlie sebelumnya. Sungguh aneh rasanya menemukan sebuah ladang jagung ditengah hutan, memang tidak seluas yang kubayangkan… namun inilah dia lading jagung itu…
Sepertinya ladang ini tidak terurus, tidak ada apapun yang tumbuh disana hanya semak belukar. Kami memutuskan untuk berpencar untuk mengecek apakah ada yang bisa kami temukan di sekitar sini. Namu kami tidak menemukan apapun selain sampah yang ditinggalkan pengunjung sebelumnya.
Setelah sekitar 10 menit, kudengar Charlie berteriak memangil namaku, kudengar pula dia berlari ke arahku. Secara reflek aku berlari menyongsong ke arahnya… khawatir akan sebuah hal buruk terjadi padanya. Aku berlasri sampai melihat senternya dan kemudian kubiarkan dia berlari menuju ke arahku.
“kenapa nyuk?” tanyaku
“ada seseorang berlari menuju ke arahku, dari dalam hutan” jawabnya
Aku yakin bahwa dia sedang berusaha menjahilikiu, sampai tidak berapa lama kemudian aku melihat sesosok hitam berlari di belakangnya. Sosok itu terlalu jauh untuk kulihat dengan jarak pandang senterku. Kukeluarkan pisau berburuku, aku tidak mau mati ditengah antah berantah!.
Ketika sosok itu semakin dekat, aku dapat dengan semakin jelas untuk melihat sosok ini. sosok itu jelaslah seorang manusia. Dia makin mendekat sehingga aku semakin bisa melihat sosoknya, bahkan warna baju yang dipakainya ditengah malam yang gelap. Aku berteriak kepadanya dan mendengar sebuah jawaban
“thanks god!!”
Sosok itu adalah seorang pria stengah baya menggunakan sebuah jaket cokelat, sepatu hiking, dan sebuah backpack. Dia berlumuran darah di sekujur tubuhnya.
“kalian berdua harus cepat cepat keluar dari sini!” orang asing itu berteriak
“sebentar, siapa kau sebenarnya? Tidak ada mobil lain yang parkir di muka jalan, kami hanya satu satunya pengunjung disini!” aku bertanya padanya
“namaku tim, aku tinggal tidak jauh dari sini, aku naik sepeda, tapi kalian berdua harus cepat cepat pergi dari sini” sahut tim
“tunggu dulu!!! Dan jangan berani mendekat dulu!! Apa yang ada di sekujur tubuhmu itu dan kenapa???” Tanya Charlie
“KITA TIDAK PUNYA BANYAK WAKTU LAGI!! AKU TIDAK TAHU SUDAH BERAPA DEKAT MEREKA DENGAN KITA SAAT INI!! AKU SUDAH BERLARI SEKITAR EMPAT JAM SEBELUMNYA” tim berteriak kembali
Kami tidak tahu harus berbuat apa pada saat itu, maka kami menerima sarannya dan berlari mengikutinya. Tanganku masih terasa gemetar memegang pisau. Kami terus berlari hingga sampai di gerbang, dan dia tidak ragu untuk mendahului kami lari keluar dari gerbang. Persetan dengan urban legend!. Kami kemudian berjalan menuju mobil Charlie, dan tim mulai bercerita.
“aku selalu datang ketempat ini setiap hari jum’at dengan ketiga anjingku. Aku seorang pemburu hantu amatir. Aku datang kemari mala mini bersama anjing anjingku dan semua peralatanku. Aku energy supranatural itu akan lebih aktif dimalam hari, dan aku telah mendengar semua cerita mengenai tempat ini. setelah lima bulan aku berburu disini aku hanya menemukan beberapa orbs, tidak ada hantu, wajah, suara, ataupun hal lainnya. Tidak ada apapun disini. Maka kubawa anjing anjingku, karena mereka bisa menangkap lebih cepat dari yang bisa kulakukan ataupun kameraku.
Hari ini mereka menggonggong kea rah hutan, maka aku mengikuti mereka di belakang. Mereka kemudian berpencar, maka aku mengikuti jonathan, karena dia salah satu yang paling dekat denganku. Gonggongan jonathan berbeda dengan yang lainnya. Namun kemudian aku terpisah darinya cukup jauh. Namun kupikir mereka adalah anjing yang sangat pintar, mereka pasti akan kembali lagi padaku kapanpun.
Aku berusaha kembali menuju pada jalur yang ada, disaat itulah aku menemukan sebuah rumah secara tidak sengaja. Kukeluarkan kameraku karena aku yakin rumah itulah yang selama ini dibicarakan orang orang. Maka aku masuk dan mulai memotret.”
Tim mulai gemetaran dan menangis ketika hendak meraih kameranya. Aku melihat kearah Charlie, dia menggengga erat senternya bersiap untuk memukul pria ini. aku yakin bahwa tim memang akan mengambil kameranya, namun tidak dengan Charlie. Aku mengambil sebatang rokok dan menawarkannya padanya.
“thanks. Kalian harus melihat foto yang sudah aku ambil sebelumnya” kata tim
Dia mulai memperlihatkan foto foto kepada kami, foto foto tersebut mulai mengakibatkan perasaan mual tiap tim menekan tombol next. Sampai kemudian dia Nampak enggan menekan tombol next, dia menghapus air mata di wajahnya sehingga mukanya menjadi berlumuran darah juga. Dia menekan tombol next dan Nampak dua anjingnya dicincang dan diseret di lantai. Seseorang atau sesuatu telah menggunakan darah mereka untuk membuat sebuah symbol raksasa di lantai. Bukan sebua pentagram, namun kami cukup tahu bahwa hal itu merupakan sesuatu yang jahat.
Tim tidak mampu lagi menahan tangisnya, diapun menangis. Kemudian dia menunjukan foto lainnya lagi, namun kali ini nampaknya anjingnya masih hidup dan melihat ke arahnya.
“aku mengangkatnya dan memeluknya, menangis bersama, itulah kenapa aku berlumuran darah seperti ini” kata tim
“aku meletakan issac ketika dari ruangan sebelah kudengar suara wanita bergumam, aku kemudian mendengar pula wanita keparat itu mulai berjalan mendekatiku. Maka aku berlari. Aku berlari dan berlari, tanpa tahu bagaimana caranya untuk keluar dari hutan terkutuk ini!!! d…dan aku mulai melihat dan mendengar sesuatu…. Mereka banyak sekali… sesuatu itu terus mengikutiku!! Aku tidak pernah menemukan jonathan. Dan ketika aku yakin bahwa mereka telah tewas, aku melihat cahaya lagi, dan saat itulah aku menemukan kalian….
Kami mengambil semua air yang ada di mobil dan memberikan kepada tim untuk membersihkan dirinya. Charlie menawarkan kepada tim untuk mengananya, maka kuberikan jaketku sebagai alas duduk untuk tim agar darah tidak kemana mana. Aku tidak begitu suka dengan jaket itu lagipula. Ketika kami hendak beranjak pergi, aku dengar suara anjing menggonggong dari kejauhan, dan dari arah gerbang kemudian kudengar suara langkah mahluk kecil berlari kea rah kami.
“PERGI!!! ITU BUKAN ANJINGKU!!! Itu adalah sesuatu yang lain!! Kita harus pergi SEKARANG JUGA!!” tim berseru begitu melihat anjing tersebut.
Charlie segera melompat masuk ke mobil dan menyalakannya. Aku menoleh kebelakang, kea rah gerbang namun tidak melihat sesuatupun didalam kegelapan. Kami menurunkan tim, dan kemudian dia pergi begitu saja tanpa berterima kasih atau bahkan untuk sekedar menoleh kebelakang.
“so… menurut pendapatmu apa yang baru saja terjadi?” tanyaku kepada Charlie
“apapun jenis ganja ini… aku harus membelinya lagi” jawab Charlie acuh
Charlie kemudian mengantarkanku pulang, sepanjang perjalanan dia terus terusan mengecek spion dan menoleh kebelakang. Nampaknya dia merasa tidak nyaman akan sesuatu.sebelum
“Sebodo… mungkin dia memang benar benar teller”
Aku melemparkan jaketku yang sudah berlumuran darah dan menelepon polisi mengenai apa yang baru saja terjadi. Saat itu sekitar pukul 5 pagi, dan aku merasa amat sangat lelah. Aku tak pernah tahu suara dentuman apakah yang kami dengar saat berada di jalan itu. Aku terbangun sekitar pukul satu siang. Kucek ponselku dan kulihat ada 132 missed call dan sebuah sms. Semuanya dari Charlie. “holy fuck!!!” akupun segera menghubungi Charlie… missed call sebanyak tu pastilah dia benar benar ingin menyampaikan sesuatu yang penting atau mungkin dia membutuhkan sebuah pertolongan, terlibat dalam sebuah masalah serius.
Tidak ada jawaban. Aku tidak mempunyai voice mail atau apapun hanya sebuah sms berbunyi :
“aku masih mendengar suara itu”
Apa maksudnya sms ini? aku tidak pernah dibuatnya bingung, namun kali ini aku benar benar tidak mengerti apa maksudnya.
Beberapa hari setelahnya aku menerima sebuah telephon dari ayah Charlie. Dia berkata bahwacharlie telah menghilang, tidak pernah kelihatan lagi setelah pergi menjemputku di malam itu. Sekarang sudah sekitar 3 bulan sejak kejadian itu terjadi, dan tidak ada secuil kabarpun yang datang mengenai dirinya.
Polisi telah menginterogasik
Satu satunya hal yang bisa aku katakana pada polisi adalah tentang Charlie temanku….. dia adalah orang terakhir yang keluar dari gerbang.