Berikut merupakan urban legend yang berkembang dari benua afrika
Dikebudayaan antara afrika timur dan barat ada sebuah mitos mengenai picha mlaji, atau pemakan foto. Legenda muncul sekitar tahun 1800an di daerah kumuh yang didominasi penduduk afrika timur, yang saat ini lebih dikenal sebagai kairo, penduduk belgia-kongo dan beberapa dari india barat. Berdasarkan banyak versi dari cerita yang ada, seorang anak kecil kurus menggunakan sepeda selalu muncul dimana diikuti dengan kanibalisme.
Fotografi cukup lambat untuk masuk dan dikenal di benua hitam dan sebagian besar digunakan oleh pemerintahan colonial sebagai tanda pengenal bagi para pejabat dan terkadang juga digunakan sebagai caatan pribadi mereka.
Biasanya, legenda ini mengetengahkan seorang anak yag bersepeda menuju ke suku asli (dalam beberapa kasus, korban biasanya merupakan penduduk asli afrika) dan menanyakan kepada penduduk apakah diantara mereka ada yang memiliki foto (yang pada saat itu merupakan sesuatu yang menakjubkan) jika penduduk menjawab “iya” maka anak tersebut akan bertanya mengenai apakah foto tersebut dan meminta untuk melihatnya. Anak ini akan terus bertanya kepada orang lain jika dia mendapatkan jawaban “tidak” sampai dia menemukan orang yang mempunyai foto.
Jika si anak ini diperlihatkan sebuah foto, maka dia akan segera meraihnya dan kabur dengan sepedanya secepat kilat, tanpa ada seorangpun yang mampu untuk mengejarnya. Anak ini akan terus berpindah dari satu desa ke desa lainnya jika dia mendapati di desa sebelumnya tidak satupun penduduk yang memiliki sebuah foto. Beberapa malam setelah anak tersebut mencuri foto foto yang ada, semua orang yang ada dalam foto tersebut akan mati dalam dua cara :
Cara pertama dan merupakan yang paling umum adalah korban akan menghilang selama dua hari dua malam, dan akan kembali dalam bentuk tulang belulang saja. Dan hal yang mengerikan lainnya adalah Nampak bahwa tulang tersebut berlubang yang nampaknya sumsum dalam tulang tersbut telah turut serta dimakan. Namun satu satunya tulang yang tidak rusak adalah pada bagian tengkorak. Dan tengkorak ini akan diletakan di atas tumpukan tulang lainnya dimana foto akan diletakan tergigit di tengkorak ini. hal ini akan terus berlanjut hingga semua orang yang ada di foto, tewas dan dimakan dimana salinan baru dari foto ini akan selalu muncul di tiap tumpukan tulang.
Cara kedua dimana hanya ditemukan dalam insiden di sudan dan lebih jelas : mayat orang yang hilang kembali lebih cepat, hanya sekitar sehari bahkan terkadang hanya beberapa jam saja dan keadaan mayat lebih utuh dari cara pertama. Namun mayat mayat tersebut penuh dengan bekas gigitan, dan robekan daging yang tampaknya berasal dari kuku, dan mata korban tampak telah diambil. Foto aseli akan selalu berada pada mayat terakhir dari keseluruhan korban yang ada di foto dengan keadaan sama dengan korban lainnya.
Hal mengerikan lainnya selain fakta bahwa korban korban tersebut adalah obyek kanibalisme adalah bahwa picha mlaji akan terus membuntuti sumber foto ini, siapa yang memberinya, dan akan memberikan nasib yang sama dengan korban yang ada di foto. Kecuali jika dia bisa menyediakan lebih banyak foto lagi. Seluruh desa bisa saja menghilang dalam sehari jika pemberi foto ini memiliki cukup banyak foto keseluruhan desa. Nasib orang yang memulai ini bervariasi, terkadang dia kehabisan foto dan akhirnya dimakan juga oleh picha mlaji, lain waktu dia dibiarkan hidup agar bisa menceritakan kisahnya, meskipun orang yang dibiarkan selamat ini akan mati juga setelah dalam pengadilan dibuktikan bersalah atas tuduhan pembantaian.
Insiden picha mlaji secara bertahap berkurang seiring perkembangan zaman. Namun sosok picha mlaji konon dikabarkan kembali muncul di paul von lettow-vorbeck’