Selamat malam lagi mber...
Masih dalam suasana kemerdekaan nih...
berikut ini cerita yang sedikit berat dan dalam, kiriman dari member Jayadi Reiji (masih gatau cara ngetag)
Karena ada biodata singkatnya di file, mimin sertain aja yah..
Nama : Jayadi
Umur : 22 Tahun
Judul Cerpen : RossMery
Alamat : Kabupaten Pinrang, BTN Mattiro Bulu Mas Blok M No: 18.
E-mail : Jayadi2197@yahoo.com
"Jayadi adalah penulis genre misteri. Hobbinya menyanyi lagu Jepang dan menulis. Penulis favoritnya adalah Edgar Alan Poe. Saat ini, ia telah menerbitkan novel misteri berjudul NIGELLA. Novel Jayadi mendapat apresiasi dari 10 novelis Amerika dan 2 penulis mega best-seller Indonesia, Aya Lanchaster dan Merry Riana. Selain itu, ia sering menulis cerpen-cerpen misteri di facebook yang bernama L arc Nigella."
Lumayan Panjang, jadi Diharapkan apresiasinya yah mber.. Ceritanya bagus..
Tanpa perubahan karena filenya terkunci dari penyuntingan..
Karena Panjang saya bagia menjadi dua part..
Well, Enjoy..
ROSSMERY Part I
Resiko gadis cantik adalah sibuk membalas kotak masuk facebook, sibuk mengabaikan permintaan PIN BBM, mengedarkan banyak foto agar penggemarnya tidak berkurang dan berfoto sebaik mungkin untuk mendapat perhatian. Tantangan gadis cantik adalah menjaga diri agar tidak larut dalam sifat sombong dan angkuh. Tapi, jika cantik hanya satu, maka hanya satu wanita yang akan diperebutkan oleh milyaran laki-laki di dunia ini. Semua perempuan memiliki kecantikan dan daya tarik. Ada yang disadari ada juga tidak. Satu atau dua kekurangan fisik tak akan mempengaruhi daya tarik. Cantik dari dalam berhubungan dengan semua perilaku buruk dan dosa. Cantik dari dalam, hanya hati yang bisa menilai diri sendiri. Cantik dari luar berhubungan dengan nafsu, selera dan penilaian yang berada di level paling rendah. Inilah penyebab manusia mudah berbuat dosa.
Manusia sering mengubah kecantikan luar untuk berbuat jahat. Bukan kecantikan dari dalam. Tahun 1560, Ratu cantik Hungaria menggunakan kecantikannya untuk membunuh puluhan orang secara sadis. Ia lambat dicurigai hanya karena kedok kecantikan. Sampai saat ini, banyak orang belajar dari hal itu. Tapi, orang-orang yang memiliki nafsu tinggi dan kontrol diri yang rendah sulit belajar dari kedok kecantikan. Sehingga, banyak dari mereka tak menikmati hidup bahkan meninggal karena salah pilih.
Mata hati yang tertutup, tak percaya pada kekuatan Sang pencipta serta larut dalam godaan wajah. Tapi, penampilan luar yang indah adalah anugerah. Manusia berhak mau menggunakannya di sisi gelap atau sebaliknya. Satu hal yang pasti, kedamaian tak akan bisa ditemukan di jalan yang salah. Damai atau tidak, jika tak ada cara lebih baik untuk bertahan hidup, maka manusia akan rela melanggar aturan Tuhan. Itulah kuncinya.
Inggris, September 2011. Di jalan Humbver nomor 24, tinggal keluarga sederhana yang mencari nafka melalui jasa salon kecantikan. Keluarga itu memiliki dua gadis penerus masa depan. Mereka adalah Belinda Holf dan adiknya, Rossmery Holf. “Besok aku ada undangan pesta, kau mau ikut, untuk kali ini saja,” Belinda membujuk dengan cara yang tidak biasa. Di depan cermin, ia tersenyum sambil mencoba dua buah pakaian mewah. “Jangan menghina,” Dengan suara rendah, Rossmery menolak. Ia tidak jengkel. Gadis itu hanya merasa bosan mendengar tawaran kakanya. Jauh dari dalam hati Rossmery, ia sedikit iri dengan kakaknya. Sejak berumur 8 tahun, wajah Rossmery pernah tersiram air panas. Saat ini wajahnya hampir sama dengan monster. Mata kirinya rusak dan kulit wajahnya melepuh.
Berbeda dengan kakaknya, Belinda. Wajahnya sangat cantik, berkarakter, dan memiliki banyak teman. Jika bisa berbakti di masyarakat dan berperilaku baik, itu sudah cukup untuk Rossmery. Selama lima menit, Belinda berhenti bersenandung bahagia. Ia lupa dengan adiknya yang berhati rapuh. “Semoga pestamu besok menyenangkan, selamat malam,” Rossmery keluar dari kamar tanpa melirik wajah kakaknya. Belinda hanya menatap kasihan. Selama ini, ia sudah kehabisan cara untuk membuat adiknya percaya diri. Keluarganya juga tak punya cukup uang untuk melakukan operasi wajah. Belinda sangat takut. Ia takut jika wajah buruk rupa Rossmery membuat hatinya termakan kegelapan.
Di dalam kamarnya, Rossmery baring telengkup. Matanya begitu cepat terpejam. Itu karena, ia telah menangis sepanjang hari. Kemarin, Rossmery mengalami mimpi buruk. Jauh lebih buruk dari wajahnya. Hal itulah yang membuatnya menangis. Dalam mimpinya, Rossmery melihat ibunya memungut sebuah bayi di dekat tong sampah. Bayi itu berwajah buruk, melepuh dan tak sedap dipandang. Dalam mimpi itu, Belinda juga hadir. Ia memasang wajah cemas pada ibunya. “Kenapa Ibu ingin membesarkan bayi buruk rupa ini?” Belinda bertanya kasar. Tapi, ia belum tahu apa-apa saat itu. Ibu Belinda tertawa dan berkata “Jasa pembantu mulai mahal, ini cara yang praktis,” Benar-benar mimpi yang menakan mental. Meskipun seandainya wajah Rossmery membaik, wajahnya juga tak memiliki kemiripan dengan kakaknya. Bahkan bakat, dan cara tertawanya juga tak memiliki tanda kemiripan.
“Perempuan kotor, kau hanya lahir dari sisa pelampiasan nafsu pasangan yang berlumur dosa,” Satu suara hati berteriak keras di telinga kiri Rossmery. Teriakan itu berasal dari ketakutan terbesarnya selama ini. “Wajahmu juga buruk, jadi percuma kau menjual kesucianmu, perempuan kotor…!” Di tengah kasur, Belinda menutup kedua telinganya. Mentalnya tak kuat mendengar teriakan hatinya. Saat ini, mata gadis malang itu sudah bengkak dan terasa perih. Ia tahu bahwa menangis tak akan menyelesaikan masalah. Tapi dengan menangis, rasa sedih Rossmery bisa sedikit dirasakan. Seperti sebuah beban berat yang ditumpahkan secara perlahan.
Jika manusia dibiarkan memilih, tentu semuanya tak ada yang mau lahir dengan penampilan buruk. Tapi, tak semua manusia bisa memahami maksud Tuhan. Tak heran kalau ada manusia yang berumur 40-an tapi gaya bercanda, tindakan dan pikirannya masih seperti remaja labil. Prinsip itu jauh lebih buruk dibandingkan keputusan Rossmery saat ini. Di dekat lemari pakaian, gadis buruk rupa itu mengambil sebuah botol kecil berwarna cokelat gelap. Itu adalah racun tikus. Tanpa berkedip, Rossmery pasrah untuk meneguk racun itu. Manusia relah menghadap pada Tuhan dengan cara yang salah. Itu terjadi saat mereka merasa dunia ini penuh dengan beban. Masalah yang panjang, utang, tekanan yang sangat dalam dan penderitaan lainnya. Sebuah penderitaan yang hadir atas pilihan manusia sendiri.
“Bodoh….!” Tanpa disadari, Belinda datang mendekati adiknya. Ia menampar tangan Rossmery sehingga botol racun itu terlempar. Mata Rossmery melotot. Seolah-olah ia telah berhenti kerasukan sesuatu. Gadis buruk rupa itu memeluk erat kakanya sambil berkata “Maafkan aku,” Tak ada yang bisa mengerti sepenuhnya beban yang dirasakan satu individu. Bahkan bagi mereka yang memiliki ikatan darah sekali pun. Penuh kasih, tangan kanan Belinda bergerak. Ia mengelus-elus rambut adiknya. Tak ada nasehat yang bisa Belinda berikan. Ia memilih untuk menangis tanpa bersuara. Satu saja jerawat tumbuh di wajah bisa membuat seseorang kurang percaya diri. Belinda sangat mengerti beban adiknya. Tapi, ia belum punya cara untuk mengurangi beban itu.
Esok harinya, Rabu, pukul 8:12 AM. Di kediaman keluarga terhormat, Belinda mengikuti pesta dengan suasana hati yang sangat gelisah. Saat ini, ia duduk di meja bundar dengan sampul meja bermotif mechbath. Gelas di depannya penuh dengan jus apel. Semua potongan es di dalamnya mencair. Belinda menunggu satu pria untuk diajak berdansa. Setelah berhasil mengandalkan kesabaran, akhirnya pria itu datang. Namanya Robert Fellenberg, keturunan bangsawan level Baron, tampan, dan sangat berkarisma. “Jadi apa jawabanmu?” Tanpa basa-basi, Belinda menagih sebuah jawaban cintanya dari Robert. Jika Nona Holf bisa menjadi kekasih dari pria itu, ia mungkin bisa mengurangi utang keluarganya yang menumpuk.
Tuan Fellenberg punya pemikiran yang baik. Ia selalu bisa melakukan segala hal dengan nilai di atas rata-rata. “Ayahku bilang, aku akan mendapat calon kekasih dengan kulit yang putih dan jiwanya juga bersih. Aku akan beri jawabanku dua menit ke depan.” Bagi sebagian perempuan, jawaban Robert merupakan keputusan yang menjengkelkan. Wanita tak suka dibuat menunggu, terutama itu berkaitan dengan cinta. Sambil tersenyum, Tuan Fellenberg berdiri dan berkata “Ikut aku,” Belinda berdebar mendengar suara seorang pria yang begitu dikagumi olehnya. Bagi Belinda, suara Robert terdengar begitu romantis. Meski dipelankan atau dikeraskan, tetap saja terdegar romantis.
Robert berjalan pelan, ia keluar dari keramaian pesta. Belinda terus mengikutinya dari belakang. “Semoga aku bisa tidur nyenyak malam ini,” Satu gadis yang larut dalam perasaan cinta bergumam dalam hati. Belinda tak menduga bahwa Robert akan menyatakan cintanya di pinggir danau. Sebuah danau yang sangat indah. Kedua telapak tangan Belinda dingin dan berkeringat. Dulu, telapak tangannya sering berkeringat jika mengerjakan soal matematika. Kali ini kasusnya berbeda. Di tengah danau, ada puluhan perahu kecil yang terbuat dari alumunium. Setiap perahu memiliki lilin kecil yang berwarna warni. Api lilinnya menambah suasana romantis antara perasaan Robert dan debaran jantung Belinda.
Di tengah keheningan, Robert sudah tak bisa menahan rasa cintanya. Pria itu memegang kedua tangan Belinda dan berkata “Aku tak mencintaimu,” Jawaban pahit terlontar dan tak ada yang bisa menebaknya. Belinda merasa sangat terpukul. Semua jari-jari Robert terasa dingin. Nona Holf menggelengkan kepala. Ini lebih dari sekedar mimpi buruk baginya. “Kau pasti bercanda, begini kah caramu menyakiti hati perempuan?” Wajah Belinda terasa panas. Ia membantah keputusan Tuan Fellenberg. Sedikit emosi lagi, ia akan menampar pria itu. Meski tak bergerak, semua harapan Nona Holf akan terjawab dengan sendirinya.
-continue-
-MinaCheyo-