Alkisah ada seorang anak yang sangat membenci wortel. Hal ini sungguh membuat ibunya menjadi sedih dan seringkali marah, menurutnya wortel adalah sumber vitamin yang baik terutama untuk mata. Merasa sangat bersalah akan kesedihan yang dialami ibunya, anak yang masih lugu ini pada suatu malam sebelum tidur bertekad untuk menyukai wortel mulai besok pagi dan hari hari seterusnya.
Keesokan paginya ketika tiba waktu sarapan ibunya membuatkan sarapan serba wortel. Sepiring penuh wortel dan jus wortel!!. Tidak ingin mengecewakan ibunya anak ini pun memakan menu sarapan paginya. Awalnya dia ragu, tapi begitu suapan pertama masuk ke mulutnya dia sungguh terkejut karena rasanya sungguh enak, seperti nasi goreng!!! Begitu pula dengan jus wortel yang ia minum, rasanya seperti susu. Dia sungguh senang dengan hal ini kemudian dia berjanji pada ibunya bahwa mulai saat itu dia akan menyukai wortel. Ibunya agak heran juga dengan perubahan yang terjadi pada anaknya ini, tapi dia cukup senang juga mendengar hal itu dari anaknya.
Si anak kemudian melakoni rutinitas hidupnya. Bersekolah, bermain, dan hal lain selayaknya anak seumurannya. Dia pun mendapatkan pengalaman baru tentang rasa rasa wortel. Ada yang berrasa es krim, sosis, pizza dan lain sebagainya. Dia semakin menyukai wortel, bahkan menggilainya. Anak ini menjadi terobsesi akan wortel. Dia merasa bahwa dunianya akan terasa hampa tanpa adanya wortel.
Hingga pada suatu saat, obsesisnya ini menjadikan semua yang ia jampai menjadi tampak baginya sebagai wortel!!
Pada suatu pagi saat bangun tidur, dia mendapati sebuah wortel jumbo berdiri di kamarnya. Tanpa pikir panjang lagi anak ini yang memang tengah kelaparan sehabis tidur segera memakannya hingga habis. Kemudaian dia turun ke ruang tamu. Pemandangan disana tampak semuanya seperti wortel. Dia kemudian menuju ketempat duduk dimana ayahnya biasa membaca koran saat pagi. Namun dia tidak menemukan ayahnya disana melainkan sebuah wortel jumbo lainnya sedang memegang sebuah koran pagi. Hal ini sungguh membuatnya bingung. Dia berusaha menyegarkan otaknya dan berpikir jernih. Beberapa saat kemudian dia menyadari bahwa ayahnyalah yang sedang duduk membaca koran. Anak ini tiba tiba merasa cemas, panik, dan semakin bingung. Dalam kecemasannya dia menanyakan dimanakah ibunya berada? Ayahnya menjawab :
“ibumu tadi masuk ke kamarmu untuk membangunkanmu…
anak ini kemudian teringat bahwa sewaktu bangun, dikamarnya berdiri sebuah wortel raksasa sama dengan yang ia jumpai di ruang tamu yang ternyata adalah ayahnya…