Gunung Salak dan Mitos Prabu Siliwangi

At 7:18 PM





Gunung Salak termasuk dalam wilayah Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Di dalamnya terdapat Taman Nasional Gunung Halimun-Salak. Nama gunung Salak, ternyata bukanlah berasal dari nama buah, namun sesungguhnya Salak, berasal dari kata sansekerta 'Salaka' yang berarti perak

Menurut masyarakat Sunda Wiwitan yang banyak menempati daerah seputar gunung tersebut, Gunung Salak merupakan tempat yang dianggap suci lantaran dipercaya sebagai tempat terakhir dari Prabu Siliwangi, pendiri kerajaan Padjajaran. Karena dianggap keramat, tidak mengherankan jika sejumlah pendaki gunung kerap menemui para 'penziarah' yang datang untuk berdoa memohon berkah kepada para leluhur.

Berbicara tentang gunung salak tidak bisa lepas dari mitos prabu siliwangi dan sedikit pula berhubungan dengan maung dalam istilah masyarakat sunda. Di kawasan Gunung Salak ini juga terdapat banyak makam para raja. Menurut juru kunci Gunung Salak, H.Marsa, setidaknya ada 40 makam kuno yang berusia ratusan tahun. Selain makam, ada juga petilasan suci yang banyak tersebar di berbagai titik, seperti petilasan Prabu Siliwangi yang berada di kaki Gunung Salak, Bogor dengan total mencapai lebih dari 91 lokasi. Namun lokasi makam prabu siliwang I yang sebenarnya pada dasarnya belumlah diketahui secara tepat. Konon, Prabu Siliwangi menghilang di Gunung Salak untuk menghindari kejaran Kian Santang. Prabu Siliwangi yang bersembunyi di belantara kemudian terkepung.

Tapi ajaibnya, sang Prabu bisa meloloskan diri dengan mengapung ke udara. Tempat menghilangnya Prabu Siliwangi tersebut kemudian dinamakan ‘pengapungan’ yang berlokasi tidak jauh dari Kawah Ratu.


Prabu siliwangi dan mitos macan putih

dalam Kitab Suwasit, dikisahkan bahwa Pangeran Pamanah Rasa merupakan putra mahkota dari Prabu Anggararang yang menguasai Kerajaan Gajah. Pangeran Pamanah kemudian melanjutkan kepemimpinan ayahnya, Prabu Anggararang sebagai Raja gajah.

Di tengah memimpin kerajaan gajah, Prabu Pamanah Rasa kerap mengembara ke sesuatu daerah. Di dalam salah satu pengembarannya,

Prabu Pamanah Rasa dihadang oleh siluman Harimau Putih di hutan yang terletak di daerah Majalengka. Pertempuan pun tidak terelakkan.

Prabu Pamanah Rasa dan Siluman Harimau Putih yang diketahui memiliki kesaktian tinggi itu pun bertarung sengit. Namun kesaktian Prabu Pamanah Rasa berhasil memenangi pertarungan dan membuat siluman Harimau Putih tunduk kepadanya.
Dengan tunduknya siluman Harimau Putih, maka meluaslah wilayah kerajaan Gajah. Prabu Pamanah Rasa pun selanjutnya mengubah nama kerajannya menjadi kerajaan Pajajaran. Yang berarti menjajarkan atau menggabungkan kerajaan Gajah dengan kerajaan Harimau Putih.

Siluman Harimau Putih beserta pasukannya selanjutnya dengan setia mendampingi dan membantu Prabu Pamanah Rasa. Salah satunya kala kerajaan Pajajaran menundukkan kerajaan Galuh. Siluman Harimau Putih juga turut membantu Prabu Pamanah rasa saat kerajaan Pajajaran diserang oleh kerajaan Mongol.

Seiring meluasnya wilayah kerajaan Gajah, Prabu Pamanah Rasa kemudian membuat senjata sakti yang kini menjadi lambang propinsi Jawa Barat, yaitu Kujang. Senjata itu berbentuk melengkung dengan ukiran harimau di gagangnya. Ukiran harimau di gagang Kujang konon sebagai pengingat terhadap pendamping setianya, siluman Harimau Putih.

Kapan Prabu Pamanah Rasa menggunakan nama Prabu Siliwangi? Nama itu dipakai setelah dia memutuskan untuk memeluk agama Islam sebagai syarat menikahi Nyi Ratu Subanglarang yang merupakan murid dari Syaikh Quro.

Dan dari rahim Nyi Ratu Subanglarang lah lahir seorang putra yang dinamakan Pangeran Kian Santang yang selanjutnya diberi gelar Pangeran Cakrabuana. Selain itu, Nyi Ratu Subanglarang juga melahirkan seorang putri yang diberi nama Rara Santang.
Rara Santang kelak diketahui menjadi ibunda salah satu wali dari sembilan wali di Indonesia. Yaitu Syarif Hdayatullah atau biasa dikenal dengan Sunan Gunung Jati.

Bagaimana selanjutnya kisah Prabu Siliwangi? Prabu Siliwangi sendiri tidak diketahui akhir hidupnya. Banyak yang meyakini jika Prabu Siliwangi bersama siluman Harimau Putih menghilang dan memindahkan kerajaan Pajajaran ke alam Gaib. Cerita inilah yang mungkin dipercaya sebagai dasar munculnya mitos harimau putih yang lekat pula dengan mitos prabu siliwangi sendiri.

Selain itu gunung salak sendiri sering mendapat sebutan kuburan pesawat. Masih ingat kecelakaan sukhoi beberapa tahun belakangan? Berikut adalah beberapa kecelakaan pesawat yang terjadi di sekitar gunung salak.
15 april 2004: pesawat paralayang red baron GT 500 milik lido aero sport, jatuh di daerah wates jaya, kecamatan cijeruk, kabupaten bogor.
20 juni 2004 : pesawat cessna 185 skywagon, jatuh di danau lido, cijeruk bogor. Pada juni 2008 pesawat cassa 212 TNI AU jatuh digunung salak.
30 april 2009 : jatuhnya pesawat latih donner milik pusat pelatihan penerbangan curug, jatuh di kampung cibunar, desa tenjo, kecamatan tenjo, kabupaten bogor.
9 mei 2009 : pesawat ssj 100 buatan rusia jatuh di gunung salak.

Mirip segitiga bermuda yah? Barangkali dari sini pula ada yang menjuluki bahwa gunung salak adalah segitiga bermudanya inonesia. Hmmmm… apalagi jika dilihat lebih dalam ada pula yang mengatakan bahwa gunung salak merupakan tempat belanda menguburkan kekayaannya dulu sehingga menjadi sebuah harta karun, sungguh semakin mirip segitiga bermuda.

Gunung salak merupakan sebuah gunung yang memiliki jalur yang lumayan sulit, dan di beberapa titik dari gunung ini banyak sumber belerang yang masih aktif, belum lagi bagi para pendaki mesti hati hati ketika mengambil air. Sebab banyak sumber air yang masih terpapar belerang yang beracun.

Gunung yang menjadi wisata pendakian ini juga kerap menuai kisah misteri dari para pendakinya. Banyak pendaki yang mendengar suara gamelan atau bahkan hingga melihat penampakan mahluk halus saat mendaki Gunung Salak. Bahkan, tidak sedikit pendaki yang hilang di Gunung Salak.

Selain pendakian, tempat wisata lain di Gunung Salak juga dianggap mistis, contoh Kawah Ratu dan Curug Seribu yang juga banyak menelan korban. Tak sedikit wisatawan tewas karena keracunan belerang di Kawah Ratu atau tenggelam saat berenang di kolam Curug Seribu.

Konon ceritanya korba korban ini dibawa oleh para lelembut yang menghuni gunung ini, atau mendapatkan pelajaran karena melanggar pantangan yang ada di sana seperti misalnya mengeluarkan kata kata kotor dan sebagainya.

CERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
CERITA SELANJUTNYA
Next Post »
Komentar Menggunakan Akun Facebook
0 Komentar Menggunakan Akun Blogger

Berkomentarlah Yang Baik dan Sesuai Dengan Artikel :) dan Jika Ingin Menyisipkan Emotikon Pada Komentar, silahkan Klik Tombol EmoticonEmoticon